Kamis, 16 Juli 2009

FIQH DAKWAH JUM'AH AMIN ABDUL AZIZ

Definisi Dakwah
Apabila kita katakana”dakwah islamiah”, maka yang kita maksudkan adalah “risalah yang terkahir yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan didalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan kalamNya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis didalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad, dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai Ibadah.
Definisi dakwah : tinjauan bahasa dan istilah :
1. An-nida artinya memanggil
2. ad-du’a ila syar’I artinya menyeru
3. ad-da’wat ila qadhiyat artinya menegaskan atau membelanya, baik terhadap yang hak maupun yang bathil.
Dakwah yang kita maksudkan
Dakwah yang kita inginkan dan yang wajib bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya adalah dakwah yang bertujuan untuk beorientasi pada :
1. membangun masyarakat islam, sebagaimana para rasul Allah, yang memulai dakwahnya dikalangan masyarakat jahiliyah.Mereka mengajak manusia untuk memeluk agama Allah, menyampaikan wahyu-Nya kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik.
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat islam yang terkena musibah. Seperti penyimpangan dan berbagai kemungkaran, serta pengabaian masyarakat tersebut terhadap segala kewajiban.
3. Memelihara kelangsungan dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang pada kebenaran, melalui pengajaran secara terus-menurus, pengingatan, penyucian jiwa dan pendidikan.
KEWAJIBAN YANG SYAR’I
Dakwah merupakan kewajiban syar’I, berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :
Firman Allah SWT,
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh pada yang makhruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah adalah orang-orang yang beruntung. (Ali imran : 104)
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.(Al-Baqarah :159-60)
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.( al-Maidah :63)
KEUTAMAAN DAKWAH
Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk memperjuangkan agama ini, maka dengan ijin Allah, umat akan berhasil mencapai kejayaan, keagungan, dan kepemimpinan.Hal itu hanya bisa didapatkan dengan keikhlasan, kekuatan, keteladanan dan kecerdasan mereka.Dengan semua itu, Allah mengangkat panji kebenaran dan mewujudkan kebaikan, sehingga umat ini menjadi umat terbaik, yang senantiasa memerintahkan kebajikan, mencegah kemungkaran dan yang beriman kepada Allah.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (fushilat :33)
KARAKTER DAKWAH KITA
Dakwah islam memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain, yaitu :
Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah
Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau tawazun
Ijabiyah, artinya positif dalam memandang ala, manusia, dan kehidupan
Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakuan individu dan masyarakat
Akhlaqiyah, Artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana maupun tujuannya
Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya
‘Alamiyah, bersifat mendunia
Syuriyah, berpijak diatas prinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya
Jihadiyah, artinya terus menerangi siapa saja yang beranimenghalang-halangi islam, dan mencegahtersebarnyadakwah
Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan akidah.
Inilah dakwah dengan berbagai karakternya yang membedakan dirinya dari dakwah-dakwahlainnya.
Dengan demikian, seorang dai harus mengetahui dan memahami metodologi dakwah, agar umat merasa puas dan yakin dengan dakwah kita seperti :
1. Penyampaian yang baik
2. Keindahan uslub
3. Targhib (member rangsangan) dalam kebenaran
4. Mempergunakan kebijaksanaan dan nasihat yang baik
5. bantahan dengan cara yang lebih baik
6. mempertinbangkan situasi dan kondisi
7. penggunaan sarana publikasi dan informasi yang paling modern
Oleh sebab itu, adalah sebuah keharusan bagi seorang dai untuk mengetahui apa yang ia katakan dan bersikap bijaksana terhadap apa yang ia dakwahkan.
Imam Al-‘aini berkata, “hikmah adalah ilmu yang mendalam dan meyakinkan.Mngajarnya adalah kesempurnaan ilmu dan memutuskan suatu permasalahan dengannya adalah kesempurnaan amal”.
MENGIKUT BUKAN MEMBUAT YANG BARU
Dalam berdakwah, kita selalu meneladani Rasulullah, sebagai pembawa rahmat dan hidayah. Kita ingin mengekuarkan manusia dari berbagai kegelapan menuju cahaya iman atas ijin Rabbnya, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesesatan menuju petunjuk, dari kebathilan yang gelap gulita menuju kebenaran yang terang benderang, dari maksiat menuju taat, dan jalan hidup yang berbeda-beda menuju jalan Allah yang satu dan lurus.
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAKWAH
inilah dakwah kita dengan nilai-nilainya yang luhur dan pemahamannya yang asli serta risalahnya yang abadi. Ia membutuhkan seorang dai yang sanggup memukul dengan penuh amanah berbagai masalah yang harus direalisir, agar dakwah ini sukses dan manusia pu n mau menerimanya, serta sampai pada tujuannya yang mulia. Diantara factor-faktor pendukung keberhasilan dakwah adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman yang mendalam
2. Keimanan yang kuat
3. Kecintaan yang kukuh
4. kesadaran yang sempurna
5. kerja yang kotinu
Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu, seorang muslim harus bersedia menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak memiliki apa-apa.Dia menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi untuk keberhasilan akhirat.
SARANA DAKWAH DAN REALISASI TARGET
Dengan pemahaman yang benar terhadap dakwah, kita berupaya melaksanakan pemahaman ini agar terjelma dalam kehidupan yang nyata, dan prinsip-prinsip yang dilaksanakan dapat direalisasikan dan dirasakan pengaruhnyaoleh manusia.hal ini dilakukan melalui upaya untuk merealisasikan target-target berikut ini :
Ishlah An-nafs (perbaikan jiwa), sehingga menjadi muslim yang kuat fisiknya,bersih akidahnya, benar ibadahnya, selalu berjihad melawan hawa nafsunya, memperhatikan waktunya, teratur kehidupannya, dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan demikian, anggota masyarakat akan terkondisikan untuk senantiasa berhubungan dengan Allah dan bermakrifat padaNya, sehingga terciptalah makna ubudiyah kepada Allah.
Membina rumah tangga islami dapat membawa keluarganya menghormati fikrohnya, memelihara adab islam dalam kehidupannya, memilih istri dengan baik, memenuhi hak dan kewajiban masing-masing, mendidik anak dan pembantunya untuk memahami prinsip-prinsip islam, agar keluarga tersebut menjadi miniature teladan bagi masyarakatyang kita cita-citakan.
Irsyad al mujtama’ ( member pengarahan kepada masyarakat)
Berdakwah kepada pemerintah untuk menerapkan syariat Allah dengan segala metode yang bijaksana dan akhlak yang islami.Ia menjadi tuntutan rakyat banyak yang diprakarsai oleh kelompok dan golongan, sehingga terwujudlah pemerintahan yang melaksanakan islam secara benar.Dengan demikian, dia melaksanakan tugasnya selaku pelayan umat, diberi upah oleh umat dan bekerja untuk kemaslahatan mereka dan yakin dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban islam serta tidak berbangga diri dengan kemaksiatan.
Berdakwah untuk mewujudkan persatuan islam, dimulai dengan mengadakan kerjasama dengan Negara-negara islam dan mengadakan konsolidasi antara mereka untik mendakwahi rakyat dan pemerintahannya guna menerapkan islam dan memendang islam sebagai dakwah global.Hal itu dilaksanakan dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, sehingga kita bisa mengembalikan khilafah yang hilang dan persatuan yang dicita-citakan.
KEPRIBADIAN ISLAM YANG TELAH HILANG
Tidak diragukan lagi bahwa yang hilang dari kaum mukmin adalah kepribadian muslim dan akhlak mereka, yaitu kepribadian ya g pernah dibina dan dibentuk oleh Rasulullah dan telah ditentukan kriterianya oleh Al-qur’an alkarim, yang diserukan melalui ayat-ayatnya.Harapa setiap dai adalah mengembalikan jati diri seorang muslim yang kini telah hilang.
BUIH HARI INI DAN TOKOH MASA LALU
Rasulullah telah menjelaskan tentang cirri-ciri bermental buih yang berlindung dalam naungan islam dewasa ini. Yaitu pribadi yang cinta dunia dan takut mati, pribadi yang mencintai dunia dan sangat terikat dengannya, serta tertipu dengan keindahannya. Sehingga berkubang untuk mencintai syahwat berupa wanita, anak-anak, harta yang melimpah ruah dari emas dan perak, kendaraan mewah, binatang ternak dan sawah ladang. Pribadi semacam ini tidak suka terhadap kematian, karena ia ingin memakmurkan dunianya dan menghancurkan akhiratnya. ia benci jika berpindah dari kemakmuran menuju kehancuran yang senantiasa menunggu dirinya.
PILAR-PILAR DAKWAH KAMI
Orang-orang sekuler telah menertawakan kita ketika mereka mempunyai anggapan bahwa pilar-pilar kedaulatan kita ini tergambar dalam slogan “ Satu tanah air, Satu nusa, Satu bangsa,dan satu kepentingan yang sama”.
Pernah datang suatu masa ketika seorang muslim berjalan dari Andalusia ke afrika utara, mesir, syam, dan irak, bahkan kenegara jauh seperti cina dan india, tanpa ada perasaan takut dan terasing.Dimana saja ia berada pasti ada yang menyebut asma Allah.
SIFAT-SIFAT DA’I
Sifat da’I yaitu ia dapat mendakwahi keluarga dekatnya, dapat pula menasehati orang-orang yang dikenal dari umat islam. Ia menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan, bijaksanadalam dakwahnya, ihsan dalam menasehatinya, dan bermujahadah dengan cara yang lebih baik, maka dakwah bil haq itu lebih baik dan berpengaruh daripada dakwah bil maqal.
Wahai Da’I, bersikaplah lemah lembut kepada semua orang
Sesungguhnya termasuk keburukan seorang da’I terhadap dirinya sendiri adalah apabila ia memberatkan manusia, seakan dia melihat mereka dengan pengelihatan yang hina, atau dengan pandangan yang sombong, dan merasa paling tinggi.
Sifat santunnya mendahului ketidaktahuannya
Sesungguhnya sifat penyantunnya itu merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kerasulan Rasulullah..sifat penyantunnya mendahului ketidaktahuannya, dan ketidaktahuannya yang sangat itu tidak menambahinya kecuali semakin bersikap penyantunnya.
SIKAP DAI TERHADAP MASYARAKAT
Seorang dai tidak boleh larut mengikuti langkah mereka,tidak juga larut dalam tradisi dan kebiasaan mereka yang bertentangan dengan syariat islam, kaidah-kaidah,hokum-hukum, dan adab-adabnya.Para dai tidak boleh terhina oleh kemauan mereka, hanya karena ingin menarik mereka kedalam dakwah.terkadang hanya karena tujuan itu saja seorang dai tidak hanya mengubah sebagian norma dan tradisi islam saja, bahkan sampai mengubah prinsip akidah bahkan system islam.
SYARAT-SYARAT UNTUK MELAWAN KEMUNGKARAN
1. Pastikan yang kita hadapi adalah benar-benar kemungkaran
2. Hendaknya kemungkaran yang tampak bukan suatu kesalahan yang dicari-cari
3. Hendaknya kemungkaran itu diketahui tanpa ijtihad
Allahu’alam bis shawab
APA KABAR DAKWAH KAMPUS???

“Hari ini kita merasa bahwa dakwah kampus kita ada pada titik nadir terendah sepanjang catatan dan sejarah dakwah kampus yang kita pelajari dan ketahui. Maka, jika ingin mencapai puncak dan mengejar ketertinggalan yang kita rasakan, kita harus berlari bukan merangkak dan tertatih. Karena, setiap tetesan darah, peluh dan kelemahan yang kita rasakan adalah sumber kekuatan sesungguhnya dari Allah SWT. Saudaraku… kemenangan kita dalah janji Allah yang tidak akan diingkari-Nya, tapi cepat atau lambat datangnya kemenangan itu tergantung usaha kita.

Diawal merintis gerakan dakwah kampus, tentunya ada banyak tantangan yang dihadapi. Dan ini, dapat kita rasakan dan dengar dari pemaparan dan diskusi-diskusi kita dengan para pelopor yang telah membangun fondasi gerakan dakwah kampus, baik melalui tulisan-tulisan mereka maupun secara langsung yang mereka paparkan dalam berbagai seminar, talk show dan berbagai event-event kegiatan yang kita lakukan.
Semangat bergerak dalam merintis dakwah kampus, yang dibarengi kekuatan do’a yang senantiasa dipanjatkan pada setiap sholat-sholat mereka, bahkan ditengah malam ketika terbangun dari lelapnya tidur, dakwah kampus bangkit dengan harapan Indonesia akan makmur dan sejahtera dibawah naungan Islam sebagai fondasi dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kebangkitan ini ditandai dengan menjamurnya aktifitas-aktifitas dakwah di kampus, mulai dari negeri sampai kampus swasta, dari universitas sampai sekolah tinggi dan akademi. Bahkan, gegap gempita gerakan dakwah kampus semakin semarak dan memperlihatkan eksistensinya sesudah reformasi tahun 1998 yang merubah sistem dan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri tercinta ini, yang juga digagas oleh para aktifis dakwah kampus.
Sepuluh tahun lebih sejak ditandainya kebangkitan besar eksistensi dakwah kampus di negeri ini, ada banyak catatan kemajuan dan kemunduran gerakan dakwah kampus. Dalam konteks mengevaluasi, penulis merekam beberapa kemunduran yang terjadi. Tentunya tidak bermaksud untuk melemahkan, tetapi tetap pada semangat untuk menjadikannya sebagai pelajaran yang berarti untuk kemajuan dakwah kampus kedepannya.
Yang pertama, melemahnya pemahaman para aktifis dakwah kampus terhadap bagaimana mengelola dan menggerakkan dakwah kampus, serta marhalah-marhalah (tahapan) dakwah yang dihadapi pada setiap fase gerakan. Indikasinya terlihat dari menurunnya semangat para aktifis dakwah kampus dalam melakukan rekruitmen kader. Hal ini tampak jelas pada kegiatan-kegiatan rekruitmen yang hanya diikuti oleh beberapa orang saja. Evaluasi selalu dan senantiasa dilakukan, tapi catatan penting dari evaluasi tersebut lebih sering dilupakan dan dibiarkan.
Yang kedua, rapuhnya pemahaman para aktifis dakwah kampus terhadap dakwah kampus itu sendiri menurut hemat penulis karena rendahnya kualitas baca dan diskusi. Dalam berbagai kesempatan penulis mengunjungi beberapa kampus dan mengamati aktifitas para aktifis dakwah kampusnya, dan sepanjang pengamatan penulis aktifitas para aktifis dakwah kampus sangat kering dari nilai-nilai dakwah kampus. Membaca Al-qur’an, Shaum Nafilah, Membaca Buku, Diskusi Alot tentang Ke-Islam-an dan Ke-Ilmu-an bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan dan didahagakan oleh para aktifis dakwah kampus.
Yang ketiga, dakwah kampus memiliki nilai-nilai luhur dan tinggi yang terkandung didalamnya. Dan setiap orang yang mendengar kata “dakwah kampus” yang terbersit dalam fikirannya adalah dunia dan akhirat. Dengan kata lain, bahwa siapa saja yang bergelut dan terjun di dunia dakwah kampus adalah pribadi yang bisa menyeimbangkan pola hubungannya dengan Rabb dan hubungannya dengan makhluk. Namun, kenyataannya aktifis dakwah kampus hari ini sangat renggang hubungannya dengan Rabb dan mesra dengan makhluk. Inilah barangkali yang menjadikan dakwah kampus akhir-akhir ini sangat kering dan gersang dari nilai-nilai yang dikandungnya.
Realitas ini sangat mengkhawatirkan dan harusnya memang menjadi kegelisahan kita bersama. Dan yang lebih penting lagi ini tidak boleh berlanjut, apalagi pada saat dimana negeri kita tercinta, Indonesia, akan kembali mencatatkan lembar sejarahnya di 2009 atau ytahun-tahu lainnya nanti. Kita tentunya tidak ingin menjadi noda dalam lembaran putih sejarah dakwah kampus, oleh karenanya, kita harus segera berbenah dan pesan sederhana yang penulis sampaikan diawal tulisan ini mungkin harus kita renungkan dan pahami bersama : “…Maka, jika ingin mencapai puncak dan mengejar ketertinggalan yang kita rasakan, kita harus berlari bukan merangkak dan tertatih
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
(QS. Ash-Shaff : 10-11)
Perjalanan dakwah memang sangat panjang. Bahkan lebih panjang dari umur pendakwahnya. Perjalanan itu dimulai jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Allah telah mengutus Nabi Adam as. Sebagai manusia pertama penyampai risalah dakwah dan dakwah itu akan berakhir hingga hari kiamat tiba. Dakwah adalah menyeru dan mengajak manusia manusia untuk kembali kefitrahnya yakni menyembah dan mengabdi kepada Allah Swt, menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Setiap pembawa risalah membawa amanah dakwah yang sama yakni untuk menegakkan kalimah ”LA ILAHAILLAALLAH” (QS. Al-Anbiya’ : 25).
Mengingat panjangnya perjalanan dakwah yang harus di tempuh oleh kader dakwah, maka sangat pantas jika Allah mengharapkan orang-orang yang mampu melanjutkan risalah dakwah tersebut. Oleh karena itu, telah hadir sederetan nama-nama yang telah dipahatkan dengan tinta emas dalam lembaran-lembaran suci para mujahid-mujahid Allah, mulai dari masa ketika Nabi Adam di utus untuk menyampaikan risalah dakwah, sampai hadirnya Rosulullah saw sebagai penutup para nabi yang terdahulu dan bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia. Setelah rosul wafat maka amanah dakwah itu dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar as Shidiq, lalu Umar, Utsman , Ali dan selanjutnya masih banyak lagi nama-nama yang telah terukir dengan tinta emas sebagai mujahid dakwah, yang akhirnya amanah dakwah itu sampai kepada kita untuk mengembannya.
Dan akhirnya amanah dakwah itu sampai pada generasi kita! Generasi dakwah kampus. Kampus adalah salah satu tempat dimana sebuah fase kehidupan seorang manusia berjalan, pintu gerbang menuju dunia yang sesungguhnya, dimana banyak pemikiran yang menawarkan segala kelebihan dan kekurangannya dalam menghadapi kehidupan, seolah menutup kebenaran islam yang tak perlu dipungkiri lagi. Sedangkan mahasiswa sebagai salah satu bagian dari civitas akademika merupakan aset terbesar untuk perubahan bangsa ini, yakni sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan cadangan sumber daya manusia.
Karena begitu besarnya peran seorang mahasiswa atau pada umumnya adalah pemuda, maka pada setiap zaman pemuda selalu menjadi incaran berbagai ideologi dan pergerakan. Di tangan para pemudalah maju mundurnya kehidupan ini. Tentunya masih segar dalam ingatan kita karena selalu diulas dan diingatkan, betapa dulu Mahasiswa yang tidak lain adalah seorang pemuda mampu menggulingkan rezim Orde Baru yang notabene begitu menakutkan dan mengerikan bagi organisasi-oraganisasi islam yang tumbuh semasa itu. Bung Karmo juga pernah mengatakan pada salah satu pidatonya yang berisi :”Beri aku 10 pemuda maka aku akan kuasai dunia”. Bung karno saja hanya membutuhkan 10 orang pemuda untuk menguasai dunia, betapa besarnya potensi seorang pemuda bagi yang mampu mengolah dan memanfaatkannya dengan baik. Demikian juga dalam dakwah. Tanggung jawab besar untuk memikul beban dakwah terletak pada tangan para pemudanya.
Kampus merupakan ladang dakwah yang tidak boleh diremehkan dengan strategi dakwah seadanya. Mengingat kekhasan kampus, maka dibutuhkan manajemen dan strategi-strategi untuk mengelola dakwah di lingkungan kampus agar tercipta lingkungan kampus yang islami.
Dakwah kampus adalah dakwah yang dilakukan secara umum dengan aktivitas terbuka dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah kampus yang telah bergulir lebih dari 20 tahun kini memasuki sebuah era baru dalam pergerakannya. Perubahan-perubahan terjadi di kampus, seperti perubahan struktur social, perubahan pola dakwah, heterogenitas mahasiswa, dan tuntutan-tuntutan pasca kampus yang semakin menantang membuat para kader dakwah perlu merumuskan pola dakwah yang terbaik di kampusnya masing-masing.
Di dalam perjalanan sejarah, seorang aktivis dakwah kampus (ADK) atau mahasiswa yang menjadi aktivis dakwah di kampus, memiliki peran yang terkait dengan peran dasar mahasiswa, yakni agen of change, iron stock dan control social. ADK, sebagaimana mahasiswa pada umumnya, merupakan unsur yang penting dalam upaya melakukan perubahan. Bedanya, ADK akan menjadi pelaku atau subjek perubahan dengan dakwah sebagai panglimanya. Perubahan ini mencakup berbagai aspek, dari aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, sampai pada ideologi.
ADK sebagai iront stock (cadangan SDM) bermakna seluruh potensi yang dimiliki oleh sorang ADK akan lebih berguna sebagai aset SDM dalam komponen dakwah dimasa yang akan dating. Istilah ‘cadangan’ yang berarti ADK adalah kekuatan masa depan , yakni pasca-kampus, masa dimana lulusan dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta akan mengisi ruang-ruang dan posis-posisi dalam masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan ADK sebagai control sosial adalah peran dimana seorang mahasiswa bias menjadi katalisator/ mempercepat terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat.
Peran ADK sebagai mahasiswa sangat terkait dengan trilogy dakwah kampus. Kita mengenal dalam dakwah kampus ada tiga ranah, yakni ranah dakwiyah, siyasiyah dan ilmiyyah. Ranah dakwiyyah atau syiar merupakan bagian pertama dan utama, yang menjadi perintis dalam dakwah kampus ranah ini identik dengan kajian keislaman, taklim, dauroh, dan tentunya payung yang bernama lembaga dakwah kampus (LDK). Ranah kedua adalah siyasi yakni social kemasyarakatan. Yang termasuk disini adalah amal islami dalam bentuk bakti social, aktif di organisasi mahasiswa. Terakhir adalah ranah ilmiyyah yakni akademis dan skill keterampilan. Sehingga dari ranah-ranah yang ada memang dibutuhkan mahasiswa yang mampu memainkan peran-peran yang ada disana. Dan tentunya itu tidak mudah. Perlu perdebatan yang panjang dan alot untuk bisa merumuskan pola yang terbaik untuk membentuk ADK tawazun.
Idealnya, setiap bagian tersebut mampu kita seimbangkan . Namun jika ada bagian yang lebih mendominasi laju gerak dakwah kita maka harapannya bagian-bagian yang lain tidak kita tinggalkan sama sekali. Karena pada dasarnya, semua bagian tersebut saling berkaitan dan akan membentuk seorang ADK yang mampu memunculkan pesona pribadinya yang seimbang, atau biasa dikenal dengan ADK tawazun. ADK tawazun merupakan ADK yang menjadi rujukan dalam hal wawasan yang luas mengenai keislaman yang dibuktikan dengan menjadi mentor atau tutor bagi adik-adik tingkatnya, hafal minimal 1-2 juz, cakap sebagai khotib dan penceramah dalam ta’lim atau kajian. Dalam waktu yang sama, ADK tawazun juga mempunyai wawasan yang luas mengenai dunia di luar kampus, ia tidak gagap kalau ditanya mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan social politik yang terjadi di masyarakat dan Negaranya, dia juga mempunyai kecakapan dalam berorganisasi, berperan aktif dalam lembaga kemahasiswaan dan sosisl serta politik kampus. Dia juga mampu memainkan peran dalam keterlibatannya di bidang akademis, ia mempunyai kompetensi yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, sesuai dengan bidang ilmu yang sedang ditekuninya. Ia juga mampu untuk menulis, memiliki IPK diatas rata-rata dan track record akademis seperti karya tulis, penelitian dan seminar. Demikianlah profil sesosok ADK yang tawazun, harapannya kita semua akan segera menjemput gelar itu.
Dalam dakwah kampus, ada beberapa wadah dakwah yang dapat membantu ADK untuk segera mendapatkan gelar tawazun, yakni lembaga dakwah kampus (LDK) misalnya Bimbingan Rohani Islam, Forum Studi Islam, dan Rohani Islam, lini ini menunjang dalam penyebarlusasan dakwah. Lembaga Kemahasiswaan (LK) untuk menunjang siyasah ADK seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan UKM Penerbitan. Sedangkan himpunan mahasiswa (HIMA) di jurusan, UKM Penelitian, karya ilmiah dan English Club merupakan contoh lembaga yang dapat menunjang bidang akademis.
Dari beberapa ranah yang ada biasanya ADK lebih memilih untuk berada dalam salah satu wilayah ini, apakah ia aktif di BEM, di LDK atau di UKM Penelitian. Seorang kader akan bisa produktif jika diberi amanah sesuai dengan potensinya. Akan tetapi, kita harus membuka paradigma kita, walau kita diamanahkan di suatu wilayah dakwah tertentu, kita harus senantiasa siap untuk diposisikan dan membantu wilayah lain jika wilayah lain tersebut membutuhkan bantuan.
Sebagai contoh, seorang ADK yang aktif di LDK perlu juga mengetahui terkait dakwah di kemahasiswaan. Begitu pula aktivis di kemahasiswaan, perlu memahami tentang bagaimana dakwah di lembaga dakwah kampus. Seorang yang aktif di UKM Penelitian , juga perlu tanggap terhadap isu social politik yang sedang berkembang di kalangan mahasiswa. Seorang aktivis yang sering demonstrasi diharapkan pula memiliki basis akademik yang kuat. Seorang alumni LDK pernah berkata bahwa ,” Mahasiswa itu IP-nya harus diatas 3. Bagaimana mau merubah bangsa, kalau merubah IP diri sendiri saja masih terseok-seok”. Benar sekali apa yang disampaikan oleh beliau, sudah selayaknya seorang aktivis dakwah harus mampu menjadi yang terbaik dalam segala bidang.
Demikianlah, beberapa uraian mengenai peran-peran seorang ADK dalam dakwah kampus. Masih ada banyak peran yang perlu diseimbangkan. Masih ada banyak masalah yang perlu diselesaikan bersama. Masih butuh banyak tenaga untuk keberlangsungan dakwah ini kedepan. Masih ada kesempatan untuk orang-orang yang mencoba untuk menjadi saleh dan mampu melejitkan potensinya dengan mengemban amanah dakwah. Masih cukup banyak pelayanan yang harus kita berikan pada masyarakat kampus. Oleh karena itu, masih banyak hal-hal dan strategi-strategi yang harus dipersiapkan dan dimiliki oleh setiap ADK untuk terjun dalam peran-peran terbaik yang telah dipersiapkan untuknya.
Wallahu’alam bish showab.

Selasa, 14 Juli 2009

Judul Asli : MEMBUMIKAN IKHWANUL MUSLIMIN
Penulis :M. Aga Sekamdo
Tebal : 144 halaman
Ukuran : 12X19,5 cm
Harga Jual : Rp.17.010,-
Penerbit : Era Intermedia
Buku ini membahas tentang salah satu gerakan islam yang lahir disebuah Negara kawasan timur tengah, yaitu mesir.Gerkan ini sangat ingin dimusnahkan oleh pemerintahan mesir karena sesuatu alas an tertentu, tetapi anehnya gerakan ini sangat terkenal hampir di 70 negara lebih dan mempunyai cabang yang menganut sistem dan prinsip dari gerakan ini yaitu IKHWANUL MUSLIMIN. Ikhwanul muslimin lebih dikenal atau disebut dengan nama Ikhwan. Ikhwan lahir di kota Ismailia, Mesir pada tahun 1928 M, ia didirikan oleh Hasan Al-Banna sorang mahasiswa yang baru berusia 22 tahun, bersama 6 orang lainnya, yaitu: Hafidz Abdul Hamid, Ahmad Al-Hashari, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz, dan Zaki Al-Maghribi. Ada sesuatu hal yang sangat mengesankan bahwa gerakan ini banyak diikuti oleh organisasi-organisasi islam di negara-negara lain, ia diadopsi dan di pakai oleh sangat banyak tokoh dan organisasi islam lain. Ia muncul sebagai gerakan, dimanapun ia muncul maka akan ada pergerakan massa yang sangat teratur dengan berbagai variasi bentuknya. Ikhwan memiliki maksud dan tujuan diantaranya adalah “membentuk generasi baru yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran islam yang benar, dimana generasi tersebut akan bekerja untuk membentuk bangunan umat ini dengan Sbibghah Islamiyah dalam semua aspek kehidupannya”.tetapi anehnya banyak sekali oknum-oknum yang ingin menghancurkan ikhwan, dari penjelekan karakter ikhwan sampai penangkapan-penangkapan para aktivisnya.Dalam buku ini dikaji tentang hal-hal yang menyebabkan ikhwan menginternasional yaitu Tarbiyah, Konsep kemampuan menerima perbedaan (Fiqh Ikhtilaf), Konsep Sistem. Dan juga membahas tentang perkembangan ikhwan di mesir dan pekembangan di luar mesir.Kemudian dibahas pula tentang peran ikhwanul muslimin di mesir dan di luar mesir, bagaimana ikhwan menghadapi segala macam tribulasi tekanan-tekanan dari internal maupun eksternal, tetapi yang paling unik adalah tetap eksisnya gerakan ini sampai ini terhadap masalah yang banyak di hadapi. Sungguh karena pertolongan allah saja yang tetap menguatkan dan menyelamatkan gerakan islam ini. Bersamaan dengan itu, Ikhwan telah berhasil membuktikan bahwa gerakan dakwah yang diperjuangkannya bukan hanya milik sekelompok umat Islam di wilayah tertentu, namun milik semua umat di mana pun berada. Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi bahkan menyebutkan bahwa gerakan Ikhwan kini telah tersebar di lebih dari 70 negara di usianya yang telah memasuki 7 dasa warsa. Bagaimana dan dengan dukungan sistem seperti apa gerakan Ikhwan ini bisa membumi dan diterima semua kalangan, baik sebagai sebuah institusi maupun sebagai sebuah nilai? Buku ini secara simpel namun cukup memadai menjelaskannya kepada Anda, para pembaca. selamat mengkaji.

Jumat, 19 Juni 2009

RESUME BUKU AL QIYADAH WAL JUNDIYAH

Kewajiban Beramal Jama’i
Pada dasarnya setiap muslim wajib berusaha mewujudkan daulah islamiyah alamiyah atau khilafah islamiyah (suatu Negara islam internasional). Tujuan ini tidak akan tercapai jika tidak mempunyai struktur yang rapi dan kuat. Dan juga tak bisa dilakukan perseorangan atau segelintir orang saja. Maka disinilah peran adanya jam’ah melalui amal jama’i. Misalnya ikhwanul Muslimin yang ingin mengembalikan daulah islamiyah dan menerapkan hukum Allah di muka bumi. Jamaah ini tak hanya dibatasi di mesir saja tapi juga di seluruh dunia karena islam itu dien ditujukan untuk seluruh umat manusia.

Jamah harus mempunyai manhaj, pemimpin dan anggota
Suatu organisasi atau bangsa akan berhasil jika pergerakannya dilakukan dengan manhaj tsb dan akan terus berusaha mencapai tujuan denga taat kepada pemimpin. Suatu jamaah nggak mungkin bergerak tanpa adanya pemimpin dalam hal mengontrol, nmenentukan tujuan dan kebijakan karena pemimpin dalam hal ini dapat berfungsi selain yang disebutkan sebelumnya juga berperan sebagai penenanggan dalam perselisihan yang terjadi dalam jama’ah.

Pemimpin
Pimpinan dalam suatu jamaah ibarat kepala bagi tubuh yang berperan sebagai sumber informasi, sebagai orang yang berfikir dan mengkaji seluruh masalah yang ada dan memberikan solusinya.Pemimpin yang mempunayi kekuatan yang priam akan sangat menentukan jama’ah yang ada akan tetapi sebaliknya jamaah akan kesulitan dalam mencapai tujuannya jika seorang pemimpin kurang cakap dalam memanagement jamaahnya.Hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemimpin adalah hindarilah adanya pilih kasih dalm memilih seorang pemimpin serta jangan memilih pemimpin yang ambisius dan sangat berhasrat untuk mendapatkan posisi tsb karena pemimpin dalam hal ini bebrbeda dengan pemimpin di keduniawian. Hasan al Bana pernah mengatakan bahwa kedudukan pemimpi dalam ikhwanul muslimin adalah sebagai ayah dalam ibarat ikatan hati dan sebagia guru dalam menagajarkan ilmu yang
bermanfaat, sebagai syekh dalam mengajarkan pendidikan ruhani dan sebagai pimpinan dalam mengendalikan policy dalam dakwah. Dengan dakwah kita dapat memadukan semua hal tsb.

Keanggotaan
Pada dasarnya setiap muslim adalah satu angkatan bergerak dan berjuang bersama untuk islam dalam mewujudkan daulah islamiyah dengan berpegang Kitabullah dan Sunaturrasul.pada masa Rasulullah telah membentuk generasi muslim dg ajaran Al Quran pertama, dan ternyata inilah pondasi utama yang kuat yangakan menentukan tingkatan selanjutnya. Imam hasan Al bana telah menerapkan manhaj dan uslub ini dengan mempersiapkan anggota jamaah secara tajarud (berangsur2) yaitu dengan tahap pengenalan (ta’arif), tahap pembentukan (takwin), dan tahap pemahaman (tanfiz). Dan juga dilengkapi dengan syarat dan ciri2nya. Dimana ciri2nya adalah akidahnya lurus, ibadahnya benar, berakhlak mulia, berpikiran cerdas, bijak, berbadan sehat, dan kuat, sertya berguna bagi manusia, disiplin dalam segala hal, dapat menjaga waktunya, bermujahadatun nafs, dan memiliki asasi seorang pejuang muslim. Selain itu juga ada ada bentuk sumpah setia, kewajiban yang harus dilaksanakan dalam menggariskan 10 rukun bai’ah.dan juga ada 10 wasiat serta latihan2nya. Semua ini penting karena dengan pemimpin yang superkuat sekalipun jika jamaahnya lemah
maka program2 besar niscaya akan sulit untuk dijalankan.

Amanah dan tanggung jawab pemimpin
Pada dasarnya manusia diciptakan di muka bumi ini adalah sebagai pemimpin. Dan seorang pemimpin dalam suatu jamaah mempunyai amanah yang sangat besar dan dibebani pula tanggung jawab yang besar. Semakin banyak jamaah maka semakin besar pula tanggung jawab yang dipikulnya apalgi akan lebig besar pula hal yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT terhadap apa yang telah dipimpinnya. Beban amanah dan tanggung jawab seorang pemimpin ini akan menjadi semkain berat akan tergantung dari hal-hal sbb:
1. besar tidaknya tujuan dari suatu jamaah dimana jamaah ini mempunyai tujuan yaitu
mewujudkan daulah islamiyah.
2. Tergantung luasnya daerah yang dipimpinnya.
3. Tergantung banyaknya jumlah anggota yang ada pada jamaah tersebut diman
semakin banyak jamaah akan semakin berat amanh dan tanggung jawabnya.
4. Karena pemimpinlah yang memberikan arahan dan program2 terhadapa jalan
dakwah ke depan.serat juga pemimpinlah yang mengatut dan mengalokasikan
waktu, tenaga , pikiran dan harta untuk pergerakan dakwah kedepan.
5. Tergantung dari produktivitas yang dilakukan oleh jamaah tersebut.
6. Amanah akan semakin berat jika masalah yang ada di dunia ini semakin kompleks,
Saling berkait dan harus segera ditangani.
7. Amanah juga akan semakin berat jika seluruh umat muslim menaruh harapan
Meletakkan cita2 umat kepadanya.
8. Amanah juga akan semakin berat jika semakin panjangnya jalan dakwah yang
Harus dilalui serta banyaknya rintangan, onak duri dan hambatan yang harus
dilalui.
9. Amanah juga akan semakin berat jika karakter tahap dakwah yang sedang
dilaluinya serta ditambah banyaknya ancaman yang harus dihadapi silih berganti.
Maka dari itu semakin kita tahu besarnya amanah seorang pemimpin maka
sebaiknya para anggota dan pemimpin dapat menyadari semua itu dan dapat
menyiapkan diri secara matang pada sat ia akan menerimanya.

Hal yang membantu terlaksananya tugas pemimpin
1. Ikhlas karena Allah semata serta selalau jujur dan benar kepadaNya. Karena jujur dan ikhlas merupakan kunci dari pertolongan dan taufik dari Allah SWT.
2. Peka terhadap penjagaan dan pengawasan dari Allah SWT yang terus menerus terhadap seluruh waktu dan amal usahanya.
3. Memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam segala kegiatan dan aktivitasnya.
4. Pemimpin harus memiliki tanggung jawab yang besar yang dapat mendorongnya untuk selalu menjaga diri dan dalam memegang amanahnya.
5. Pemimpin harus mempunyai perhatian khusus terhadap pendidikan atau tarbiyah,
menyiapkan kader dan calon pengganti.
6. Terjadinya rasa kasih sayang dan ukhuwah islamiyah yang mantap diantara jamaah,
khususnya anggota dan pemipin.
7. Pimpinan harus benar2 merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana dan persiapan2 sesuai dengan kemampuan.
8. Para pimpinan tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota jamaah harus mampu
merasakan bagaimana beratnya amanah dan tanggung awab pimpinan pusat dalam
menjalankan kewajibannya.
9. Pemimpin harus memiliki cita2 dan tekad juang.

3 faktor keberhasilan Hasan al Bana
· Dakwah ini merupakan kekuatan dakwah Allah yang paling tinggi dan mulia
· Tujuannya murni dan terbebas dari tujuan kotor dan kepentingan pribadi
· Ketergantungan dakwah ini hanyalah pada pertolongan Allah
Pesan Hasan Al Bana:
Pada intinya jamah ikhwan akan kalah bukan karena sedikitnya jumlah kalian, banyaknya jumlah musuh, kurang lengkap dan canggihnya peralatan kalian bahkan jika seluruh isi bumi berkumpul dan menentang kalian, kalian tidak akan kalah kecuali ttg apa yang telah ditentukan oleh Allah untuk kalian. Tetapi kalian akan hancur jika hati2 kalian rusak.

Akhlak dan sifat2 yang harus dimiliki oleh pemimpin
· Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena Allah smata
· Mempunyai daya ingat yang kuat, bijak, cerdas, dan berpengalaman luas serta mampu menganalisis permasalahan yang ada
· Berperangai santun, penyayang
· Bersifat lemah lembut
· Berani dan sportif, tidak pengecut dan membabi buta shg membahayakan jamaah
· ShidiQ, benar dalam berkata, sikap, dan perbuatan
· Tawadhu, merendahkan diri dan tidak membanggakan diri kepada manusia( Asy Syuara215), tawadhu juga bisa berarti tunduk dan mematuhi Haq
· Memaafkan, menahan amarah, dan bersikap ihsan.
· Menepati janji dan sumpah setia
· Sabar, karena jalan dakwah sangat panjang dan tidak ringan maka dari itu kesabaran akan sangat membantu dalam pergerakan dakwah ini
· Iffah dan Kiram, sifat yang melambangkan kesucian jiwa dan tidak mudah tunduk
terhadap hawa nafsu yang cenderung mengotori jiwa
· Wara dan Zuhud, dua sifat yang dapat menjauhkan dari peroalku syubhat dan
meninggalkan hal hal yang tidak mengandung dosa karena takut terjebak ke dalam dosa
· Adil dan jujur, termasuk kepada diri sendiri serta pemimpin mau mengaku kesalahannya sendiri.
· Tidak mengungkit2 dan menyombongkan diri
· Memelihara hal2 yang dimuliakan oleh Allah SWT. Pemimpin dalam suatu jamaah harus mampu mengawasi dan penjaga yang selalu awas.
· Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba.tekad bulat, tawakal, dan yakin.
· Sederhana dalam segala hal, karena dengan bersifat sederhana dapat menghindarkan
bahaya dan penyelewengan bahan dapat memupuk kesatuan shaff
· Bertahan dalam kebenaran dengan teguh dan pantang mundur
· Menjauhi sikap pesimis dan over estimate, karena sifat pesimis dapat melemahkan
jamaah dan juag Allah tidak akan meminta hasil yang didadapat akan tetapai proses.
Begitu pula sifat over estimate sangat tidak pantas dimilki oleh mukmin karena akan
mengakibatkan keputus asaan yang besar jika ternyata mengalami kegagagalan.

Tabiat gerakan dan medannya
Sehubungan dengan tabiat dan gerakannya, seorang pemimpin jamaah harus memperhatikan hal2 sbb:
1. Harus beriltizam dengan tujuan berdirinya jamaah yaitu tegaknya Dien Allah di muka bumi dengan daulah Islamiyah.
2. Memelihara keuniversalan tujuan dan medan gerakandengan seluruh konsekuensinya tanpa melupakan salah satu aspeknya.
3. Perlu menjaga tabiat tahapan dakwah Islamiyah dengan segala tuntutannya.

***Allahu’alam bishawab***

Selasa, 16 Juni 2009

DAKWAH KAMI
KETERUS-TERANGAN
Kami ingin berterus-terang kepada semua orang tentang tujuan kami, memaparkan di hadapan mereka metode kami, dan membimbing mereka menuju dakwah kami. Di sini tidak ada yang remang-remang. Semuanya terang. Bahkan lebih terang dari sinar mentari, lebih jelas dari cahaya fajar, dan lebih benderang dari putihnya siang.
KESUCIAN
Kami membawa misi dakwah yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu. Ia terus berlalu menapaki jalan panjang kebenaran yang telah digariskan Allah SWT dalam firman-Nya:QS Yusuf 12:108Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, tidak mengharap harta benda atau imbalan yang lainnya, tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.Yang kami harap hanyalah pahala dari Allah SWT.
KASIH SAYANG
Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan.Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini, selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.Sungguh, kami berbuat di jalan Allah SWT untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta. Sesaat kami tak akan pernah menjadi musuh kalian.
SEMUA KEUTAMAAN HANYALAH MILIK ALLAH
Andaikan yang kami lakukan ini adalah sebuah keutamaan, maka kami sama sekali tidak menganggap itu keutamaan diri kami. Kami hanya percaya pada firman Allah SWT:Qs Al Hujurat 49:17Kami hanya ingin umat ini menyaksikan sendiri, adakah sesuatu dalam hati ini selain kecintaan yang tulus, rasa kasih sayang yang dalam, serta kesungguhan kerja guna mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi mereka? Adakah sesuatu dalam hati ini selain lara dan perih atas musibah yang menimpa mereka?Namun biarlah, cukup bagi kami keyakinan bahwa Allah SWT mengetahui itu semua. Hanya Dia-lah yang menanggung kami dengan dukungan-Nya dan mengiringi kami dengan bimbingan-Nya dalam langkah-langkah kami. Di tangan-Nya-lah berada semua kunci dan kendali hati manusia. Cukuplah Dia bagi kami. Dia-lah sebaik-baik tempat bergantung.MELEBURUmat Islam harus mengetahui bahwa beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah memahami dan bersedia memberikan apa saja yang kelak dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah.QS At Taubah 9:24Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap: TOTALITAS. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang yang duduk-duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi yang lebih baik dan sanggup memikul beban dakwah ini.QS Al Maidah 5:54KEJELASANKami mengajak manusia kepada suatu ideologi. Ideologi yang jelas, definitif, dan aksiomatik. Sebuah ideologi yang mereka semua telah mengenalnya, beriman kepadanya, dan percaya akan kebenarannya. Mereka juga tahu bahwa ideologi itu merupakan jalan menuju pembebasan, kebahagiaan, dan ketenangan dalam kehidupan ini. Sebuah ideologi yang telah dibuktikan oleh pengalaman dan disaksikan oleh sejarah akan keabadian dan kelaikannya dalam menata dan menyejahterakan kehidupan manusia.
ISLAM KAMI
Dengarlah wahai saudaraku!Dakwah kami adalah dakwah yang hanya dapat dilukiskan secara integral oleh kata “Islamiyah”. Kata ini mempunyai makna yang sangat luas, tidak sebagaimana yang dipahami secara sempit oleh sebagian orang.Kami meyakini bahwa Islam adalah sebuah sistem nilai yang komprehensif, mencakup seluruh dimensi kehidupan. Dia memberi petunjuk bagi kehidupan manusia dalam semua aspeknya, dan menggariskan formulasi sistemik yang akurat tentang hal itu. Ia sanggup memberi solusi atas berbagai masalah vital dan kebutuhan akan berbagai tatanan untuk mengangkat harkat kehidupan manusia.Kami memahami Islam secara integral, mencakup dimensi kehidupan dunia dan akhirat. Ini bukanlah klaim yang kami buat-buat. Tetapi memang itulah yang kami pahami dari Kitab Allah dan hasil napak tilas kami kepada generasi terdahulu Islam.Dakwah kami memang islamiyah, dengan segala makna yang tercakup dalam kata itu. Pahamilah apa saja yang ingin Anda pahami dari kata itu dengan tetap berpedoman kepada Kitab Allah (sumber dasar Islam), Sunnah Rasulullah SAW (penjelasan dari kitab tersebut), dan sirah salafus shalih (jalan hidup pendahulu yang shalih, sebagai contoh aplikatif dari perintah Allah dan ajaran Islam).(Islam adalah system yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana juga ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih. –Risalah Pergerakan jilid 2, bab Risalah Ta’lim, hal. 162, Hasan Al Banna, edisi terj. Intermedia, cetakan ketiga, April 2000 M)BATASAN NASIONALISME KAMIBatasan nasionalisme bagi kami ditentukan oleh ikatan aqidah, sementara pada mereka (kaum nasionalis fanatik) batasan paham itu ditentukan oleh teritorial wilayah negara dan batas-batas geografis. Bagi kami, setiap jengkal tanah di bumi ini, di mana di atasnya ada seorang Muslim yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illallah”, maka itulah tanah air kami. Kami wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus demi kebaikannya.Setiap muslim -dalam wilayah geografi yang manapun- adalah saudara dan keluarga kami. Kami turut merasakan apa yang mereka rasakan dan memikirkan kepentingan-kepentingan mereka.Kami menginginkan kekuatan dan kemaslahatan untuk semua bangsa-bangsa Muslim.TUJUAN NASIONALISME KAMIKami percaya, bahwa di leher setiap Muslim tergantung amanah besar untuk mengorbankan seluruh jiwa dan raga serta hartanya demi membimbing manusia menuju cahaya Islam. Setiap Muslim harus mengangkat bendera Islam setinggi-tingginya di setiap belahan bumi, bukan untuk mendapatkan harta, popularitas dan kekuasaan atau menjajah bangsa lain, tapi semata-mata untuk memperoleh ridho Allah SWT dan memakmurkan dunia dengan bimbingan agamanya.PERSATUANSesungguhnya Islam –sebagai agama persatuan dan persamaan- telah menjamin kekuatan ikatan (persatuan bangsa yang terdiri dari berbagai aliran dan agama) itu selama masyarakat tetap tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa. Lihatlah firman Allah SWT:QS Al Mumtahanah 60:8Kami seiring sejalan dalam mencintai segala kebaikan bagi tanah air dan berjuang untuk membebaskannya, dan membangun serta memajukannya. Kami mendukung semua pihak yang bekerja untuk itu semua dengan tulus.Lebih dari itu, kami juga ingin agar Anda tahu, kalau cita-cita besar mereka hanya membebaskan tanah air dari cengkeraman penjajah dan mengembalikan kehormatannya, maka itu hanyalah sepotong jalan dari cita-cita besar yang diperjuangkan oleh Ikhwanul Muslimin. Karena setelah tahapan itu, kami masih harus berjuang menegakkan bendera tanah air Islam itu setinggi-tingginya di setiap belahan bumi. Agar bendera Al Qur’an berkibar megah di seluruh penjuru dunia.IKATAN AQIDAHIkhwanul Muslimin memandang manusia –dalam kaitannya dengan sikap mereka terhadap fikrah Ikhwan- terbagi mejadi dua golongan.Ada golongan manusia yang meyakini apa yang kami yakini. Yaitu beriman kepada Allah SWT dan kitab-Nya serta beriman kepada Rasulullah SAW dengan segenap ajaran yang dibawanya. Terhadap mereka itu, kami diikat oleh sebuah ikatan yang suci dan luhur, yakni ikatan aqidah.Bagi kami, ikatan ini jauh lebih suci dari ikatan darah dan tanah air. Mereka adalah kaum yang paling dekat dengan kami, yang setiap saat kami rindukan dan karenanya kami bekerja dan berjuang membela mereka, menebus kehormatan mereka dengan darah dan harta, di belahan bumi mana pun mereka berada dan dari keturunan apa pun mereka berasal.Ada lagi golongan manusia di mana ikatan aqidah tidak mengikat kami dengan mereka. Namun kami tetap berdamai dengan mereka selama mereka berdamai dengan kami. Kami menginginkan kebaikan bagi mereka selama mereka tidak memusuhi kami. Kami percaya bahwa di antara kami tetap ada satu ikatan, yaitu ikatan dakwah.Kami harus mengajak mereka kepada misi yang kami emban, karena ini merupakan kebaikan bagi seluruh manusia. Dan dalam melakukan dakwah, kami harus mengikuti metode dan saran yang telah dijelaskan oleh Islam sendiri. Maka siapa di antara mereka yang menzhalimi kami, niscaya kami akan membalas kezhaliman mereka dengan seutama-utamanya cara untuk membalas kezhaliman orang-orang zhalim. Jika Anda mendengar itu dari kitab Allah SWT, maka dengarkanlah yang berikut ini:QS Al Hujurat 49:10QS Al Mumtahanah 60:8-9Saya berharap bahwa Anda telah mengetahui kepada siapa Ikhwanul Muslimin berpihak dan ke mana pula dia mengajak.HARAPAN DAN PERASAANSaya ingin Anda tahu bahwa kami benar-benar tidak putus asa terhadap diri kami. Bahkan kami berharap akan memberi banyak kebaikan. Kami percaya bahwa tabir yang memisahkan antara kami dan keberhasilan hanyalah keputusasaan. Jika harapan itu kuat dalam diri kita, maka dengan izin Allah SWT, kita akan mencapai banyak kebaikan.Ayat-ayat Allah SWT dan hadits-hadits Rasulullah SAW tentang pendidikan dan pembangunan umat menjelang kehancurannya, kisah-kisah kehancuran dan kebangunan umat-umat terdahulu yang banyak tertera di dalamnya, semua itu telah mengajak kami untuk senantiasa memiliki harapan yang besar, dan menunjukkan kepada kami jalan lurus menuju kebangkitan. Andaikan kaum Muslimin mau mempelajari hakikat ini, tentulah mereka dapat memahaminya. Lihatlah –misalnya- firman Allah SWT berikut ini:QS Al Qashash 28:1-6Dengan kehendak-Nya, Ia akan memenangkan orang-orang yang tertindas, lalu seketika itu juga, fondasi kebatilan akan runtuh, dan kebenaran segera tertegak gagah dengan pilar-pilarnya yang perkasa. Para pendukung kebenaran saat itu tampil sebagai pemenang. Setalah ayat-ayat semacam ini, takkan ada lagi alasan untuk pesimis dan putus asa bagi umat Islam yang percaya kepada Allah SWT dan kitab-Nya.Saudaraku, karena hal-hal semacam inilah Ikhwanul Muslimin tidak pernah pesimis dan putus asa dari mengharap pertolongan Allah, betapa pun banyak rintangan. Dan dengan berbekal harapan itulah, kami bekerja dengan penuh kesungguhan. Hanya Allah-lah tempat memohon pertolongan.Tentang modal dasar untuk pencapaian tujuan, Ikhwanul Muslimin berpusat pada 3 hal, yaitu:Manhaj yang benar, yaitu Al Qur’an, Sunnah dan hukum-hukum Islam (sebagaimana ketika ia dipahami pertama kali oleh kaum muslimin dengan bersih, segar dan jauh dari penetrasi paham-paham lain)Pendukung yang beriman, itulah sebabnya Ikhwanul Muslimin selalu berusaha menerapkan Islam yang telah mereka ketahui untuk diri mereka, dengan penuh kesungguhan dan penuh keseriusan.Pemimpin yang kuat dan terpercayaAnggota yang selalu taat kepada pemimpin mereka, dan di bawah pemimpin mereka itu mereka bekerjaSaudaraku, itulah gambaran umum tentang dakwah kami yang ingin saya sampaikan kepadamu. Dan saya yakin, Andalah Yusuf dari mimpi-mimpi ini. Jika Anda setuju dengan kami, maka marilah kita saling berjabat tangan dan berjanji setia untuk bekerja sama di jalan ini.Allahu Akbar, Alhamdulillah.Hasan Al Bannasumber:buku Risalah Pergerakan jilid 1,bab Dakwah Kami, halaman 29-54,edisi terbitan Intermedia,cetakan keempat, April 2000M

Sabtu, 13 Juni 2009

MUQADDIMAH
Jundullah adalah orang-orang yang telah mengkhidmatkan dirinya pada jalan Allah
dengan membawa nilai-nilai Rabbani dan menyeru manusia kepadanya. Mereka
adalah orang-orang yang memberikan loyalitas (wala’) hanya kepada Allah, Rasul,
dan orang-orang yang beriman.
Dalam memperjuangkan dan menyeru manusia pada nilai-nilai Rabbani, seorang
Jundullah harus memiliki bekal. Mana mungkin ia dapat mengajak manusia kepada
kebenaran, sedangkan ia tidak mengetahui bekal apa yang harus dibawa. Yang
disoroti adalah tentang intelektualitas dan akhlak seorang Jundullah, suatu aspek
yang sangat penting dan mendasar.
Uraian kajian di bawah ini sangat komprehensif sehingga dengannya seseorang siap
menjadi Jundullah; golongan yang akan dimenangkan Allah dalam medan kehidupan.
Kata Hizbullah disebut dalam Al Qur’an sebanyak dua kali. Pertama di surah Al
Mujaadilah dan yang kedua di surah Al Maaidah.
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudarasaudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam-Nya. Allah
ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-
Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah
itulah golongan yang beruntung.” (QS Al Mujaadilah:22)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang Mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa
mengambil Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya,
maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al Maidah:
54-56)
Dengan demikian, Hizbullah memiliki arah, yang cirinya adalah sebagai berikut:
1. Membebaskan diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Secara praktikal
dengan tidak memberikan ketaatan kepada mereka, dan secara batin dengan tidak
menyimpan kecintaan kepada mereka.
2. Memberikan wala’ kepada kaum Mu’minin dalam bentuk praktikal dan
menumbuhkan kecintaan dalam hati. Kaum Mu’minin yang berhak diberikan wala’ ini
adalah mereka yang telah melengkapi syarat keimanan, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat.
Sasaran-Sasaran Utama Hizbullah:
 Membentuk kepribadian manusia secara Islami
 Mendirikan negara Islam di setiap daerah
 Menyatukan umat Islam
 Menghidupkan kembali kekhalifahan
 Mendirikan negara Islam internasional

INTELEKTUALITAS SERDADU ISLAM RABBANI (JUNDULLAH TSAQAFATAN)
A. ILMU USHULUTS-TSALASAH (Ilmu tentang Keimanan)
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang pada zahirnya membahas tiga pengetahuan
dasar Islam, yaitu pengetahuan tentang Allah Azza Wajalla, pengetahuan tentang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pengetahuan tentang Islam. Inilah metodologi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik para sahabat sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Umar r.a.
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, aku menyaksikan bahwa
kaum Muslimin kala itu lebih mengutamakan mempelajari masalah keimanan
sebelum mempelajari Al Qur’an. Ketika diwahyukan surah-surah Al Qur’an kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dari surah-surah itu kami mempelajari
hukum halal-haram dan perkara-perkara yang harus kami renungkan dari surahsurah
Al Qur’an itu. Namun, kebelakangan saya mendapati orang-orang lebih mengutamakan Al Qur’an sebelum mempelajari masalah keimanan. Lalu tatkala
orang-orang itu membaca seluruh surah dalam Al Qur’an; dari Al Fatihah sampai An
Naas, kala itu mereka tidak mampu memahami mana yang merupakan perintah Al
Qur’an dan mana yang merupakan larangannya. Serta mana pula ayat-ayat yang
semestinya mereka renungkan dan mereka jabarkan, seperti layaknya mereka
menghampar buah kurma yang jelek.”

B. AL KITAB DAN ULUMUL QUR’AN
1. Ilmu Nasikh Mansukh
Dalam Islam, terdapat hukum-hukum yang sifatnya gradual, dan selang beberapa
waktu hukum tesebut barulah stabil.
2. Ilmu Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Quran) dan Amkinah Nuzul
(ilmu tentang tempat di mana suatu ayat diturunkan)
Buku rujukan ilmu bidang ini:
 Nasikh Mansukh, Ibnu Hazm
 Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul, Imam Suyuthi
3. Ilmu Gharibil Qur’an (ilmu yang membahas hal-hal yang aneh di dalam Al Qur’an)
4. Ilmu Rasm Utsmani (ilmu yang mempelajari teori penulisan Utsmani yang
digunakan para sahabat untuk menulis mushhaf Al Qur’an)
5. Ilmu Tafsir Al Qur’an
Berkaitan dengan Kitabullah, setiap insan Muslim dihimbau:
 Pertama, insan Muslim harus membaca Al Qur’an secara berterusan
 Kedua, dia harus menghafal sebagian Kitabullah (Al Qur’an)
 Ketiga, seorang inividu Muslim harus terbiasa merujuk kepada perkataan para
mufassir.
Contoh buku tafsir:
 Tafsir yang ringkas adalah kitab tafsir al-Jalalain
 Tafsir mazhabi adalah tafsir Ai Au’ud dalam mazhab Imam Abu Hanifah
 Kitab tafsir yang ma’tsur adalah kitab tafsir karya Ibnu Katsir
 Kitab tafsir modern adalah tafsir Fi Zhilaalil Qur’an karya Sayyid Quthb
Memahami Kitabullah dapat tercapai bila kita mempelajari:
 Bahasa Arab
 As Sunnah
 Sirah Nabawiyah
 Ulumul Qur’an
Batas khatam Al Qur’an satu kali dalam sebulan. Atau kalau tidak mampu, satu kali
dalam empat puluh hari.

C. AS SUNNAH
As Sunnah adalah semua perkara yang dinukil dari perkataan, perbuatan, dan
keputusan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di bawah ini adalah struktur pembagian
hadith Nabi.
 Pertama, hadith shahih. Yaitu hadith yang memiliki sanad dan sanadnya ini
terus bersambung melalui perawi yang adil dan baik hafalannya. Hadith ini tidak
aneh dan cacat.
 Kedua, hadith hasan. Hadith ini dibagi 2, yaitu:
 Hadith yang sanadnya tidak luput dari perawi yang tidak jelas identitas
pribadinya dan diriwayatkan melalui sanad hadith yang berbeda.
 Hadith yang para perawi berasal dari golongan orang-orang yang terkenal
jujur, dan dapat dipercaya, namun dari segi hafalan dan kecermatan, hadith
hasan tidak sampai dengan perawi hadith sahih.
 Ketiga, hadith dhaif. Yaitu hadith yang tidak memiliki kriteria hadith shahih
serta hadith hasan sebagaimana yang tadi disebutkan.
 Keempat, hadith maudhu’. Adalah hadith yang dibuat-buat serta dinisbatkan
oleh pembohong dan pemalsu hadith.
Kitab yang sebaiknya dibaca oleh Jundullah:
 Kitab al Arba’in an-Nawawiyyah
 Al-Azhar karya Imam Nawawi
 Riyadhush-Shalihin
 Kitab Hidayatul Bari fi Tajridi Shahih Bukhari

D. ILMU USHUL FIQH
Adalah ilmu yang merupakan barometer bagi ilmu fiqh dan asal muasalnya dan
berfungsi mengatur seseorang dan melindunginya dari kekeliruan mengistinbat
hukum.
 Buku-buku ushul fiqh kontemporer adalah:
 Buku Ushul Fiqh karya Syekh Abu Zahura
 Buku-buku Ushul Fiqh Modern adalah:
 Buku Karya Khudhari Bek
 Buku Karya Adib Shaleh
 Buku-buku klasik di bidang ushul fiqh adalah:
 Kitab ar Risalah karya Imam Syafi’i
 Kitab Al-Mustahfa karya Imam Al Ghazali
 Kitab al Manhul karya imam Al Ghazali

E. ILMU-ILMU YANG SIFATNYA TEORITIS DAN PRAKTIS: ILMU AQAID, ILMU
AKHLAK DAN ILMU FIQH
1. Ilmu Aqaid (Aqidah)
2. Ilmu Akhlak
3. Ilmu Fiqh

F. SEJARAH UMAT ISLAM DAN KEKINIANNYA
Membaca sejarah merupakan faktor urgen dalam pembentukan pribadi Muslim. Juga
dalam menumbuhkan perasan memilki terhadap eksistensi umat. Untuk mengetahui
segi-segi ini, disarankan untuk membaca:
 Kitab Tahzib Sirah Ibnu Hisyam atau Nurul Yaqin
 Hayatus Shahabah ‘Kehidupan Para Sahabat’
 Ad-Da’wah ilal Islam (Arnold)
 Maadza Khasiral-‘Aalam bin-Hitaathil-Muslimin. Buku ini mengajak kita untuk
menganalisis sejarah kontemporer dan masa lalu.
 Min Rawaa’i Hadhaaratina, karya Dr. Musthafa as Siba’i. Buku ini membuka
cakrawala pengetahuan kita tentang sejauh mana kecermelangan sejarah kita
yang agung.
 Taqwim al-‘Alam al Islaami. Buku ini membahas tersebarnya kaum Muslimin di
dunia dan situasi dunia Islam.

G. DISIPLIN ILMU BAHASA ARAB
Bahasa Arab adalah ilmu yang sangat penting bagi kita; untuk dapat membaca,
memahami, menulis dan berbicara. Yang pada akhirnya, akan mengekalkan agama
Islam karena seorang individu Muslim harus berda’wah. Permasalahan yang pertama
kali muncul adalah matinya bahasa Arab fush-hah (bahasa arab asli), disertai
dengan tumbuh berkembangnya bahasa amiyah (dialek local) yang mencapai
ratusan macam dialeknya. Agar kita memiliki pengetahuan bahasa Arab yang baik, ada beberapa bahan bacaan yang harus dikuasai, yakni sbb:
 Membaca kitab tentang khattul-Arabi’ ‘kaligrafi Arab’
 Membaca kitab tentang imla (cara penulisan kata-kata dalam bahasa Arab)
 Membaca kitab tentang nahwu dan sharaf
 Membaca kitab tentang ilmu balaghah
 Membaca kitab tentang ilmu ‘arudh
 Mengkaji kamus-kamus bahasa Arab yang kuno
 Mengkaji sastra Arab dan sejarahnya

H. BEBERAPA TANTANGAN DAN KONSPIRASI
Mengetahui musuh-musuh, memperhitungkan langkah-langkahnya dan
memantaunya, kemudian mengentaskannya adalah suatu kewajiban bagi kita:
1. Freemansonry, Rotary-Lions Club
2. Peranan agen-agen Amerika (CIA), Inggris, Prancis dan Rusia (KGB)
3. Partai-partai yang berdiri atas dasar orientasi mereka yang bermacam-macam,
yang bersifat kapitalis, demokratis, komunis, sosialis, atau nasionalis.
4. Sekolah-sekolah yang mengacu pada organisasi-organisasi asing, baik itu
missionaris maupun sekularis.
5. Peranan publikasi yang mengikut pada organisasi seperti ini, juga koran-koran
dan majalah-majalah yang mempropagandakan misi mereka.
6. Propaganda penghalalan dan kekacauan yang dilakukan oleh para penulis dan
pengarang kisah atau skenario film dan televisi.
7. Propaganda yang berorientasi ide-ide kafir, baik itu yang terdapat pada sekolahsekolah asing maupun yang berada pada sekolah setempat yang terpengaruh oleh pemikiran kafir dan orang kafir. Buku berikut ini diharapkan dapat menolong dalam memecahkan problem Muslim kontemporer dalam menghadapi tantangan zaman:
 Nahwa al-Mujtama’il-Islami, karya as Syahid Sayyid Quthb.
 Al-Islam wa Muskilaatul-Hadharah, karya asy-Syahid Sayyid Quthb.
 Nahnu wal-Hadharah al-Gharbiyyah, karya Abul A’la al-Maududi.
 Harakaat wa Madzaahib, karya Fathi Yakan.
 Ats-Tsaqafatul-Islaamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.

I. KAJIAN ISLAM KONTEMPORER
Kajian modern ini merupakan bekal bagi individu Muslim modern dalam memasuki
kancah pergulatan pemikiran kontemporer. Perpustakaan Islam menjadi penuh
dengan buku-buku yang berindikasikan pemikiran ini dan kita selalu membutuhkan
kreativitas mereka sebagai tambahan. Berikut gambaran dari sebagian buku-buku yang harus dibaca oleh seorang individu Muslim:
 Mabadiul-Islam, karya Abul A’la al-Maududi.
 Khashaisut-Tashawwur al-Islaami, karya Sayyid Quthb.
 Hadzad-Dien, karya Sayyid Quthb.
 Al-Mustaqbal li Hadzad-Din, karya Sayyid Quthb.

Buku-buku berikut memberi gambaran tentang Islam secara umum.Keistimewaannya, ciri-cirinya serta kebutuhan manusia akan Islam:
 Ar-Risalatul-Muhammadiyah, karya Sulaiman an-Nadawi.
 Al-Hadharatul-Islaamiyah, Ususuha wa Mabadiuha, karya Abul A’la al
Maududi.
 Al-Arkanul-Arba’ah, karya Abul Hasan an-Nadawi.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang rukun-rukun Islam:
 Isytirakiyatul-Islam wa Nazharaat fi Isytirakiyyat al-Islam, karya Dr.
Mushthafa as-Siba’I dan al Hamid.
 Malakiyatul-Ardhi fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
 Al-‘Adaalatul-Ijtima’iyah fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
 Ususul-Iqtishadil-Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
 Ar Riba, karya Abul A’la al-Maududi.
 At-Takaaful al Ijtima’I fil-Islam, karya Abdullah Ulwani.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem ekonomi
Islam:
 Al Mar’ah bainal-Fiqh wa Qanun, karya Dr. Musthafa as-Siba’i.
 Al Hijab, karya Abdul A’la al-Maududi.
 Tafsir Surah An-Nuur, karya Abul A’la al Maududi.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem tatanan
sosial dalam Islam:
 As-Silmu wal Harb, karya Dr. Musthafa-as Siba’i.
 Al Jihad, karya Abul A’la al-Maududi.
 Nazhariyatul-Islam wa Hadhuyu fid-Dustuur wal-Qanun dan Nahwa Dustur
Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
 Risalatul Jihad, karya asy-Syahid Hasan al-Banna.
 Buku Manhajut-Tarbiyah al-Islamiyah karya Muhammad Quthb akan memberikan
gambaran kepada kita tentang sistem politik dan militer.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang metode pendidikan
Islam:
 Syubuhat Haulal-Islam, karya Muhammad Quthb.
 Jahiliyatul-Qarnil-‘Isyriin, karya Muhammad Quthb.
 Ats-Tsaqafatul-Islamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.
Hendaknya seorang individu Muslim saat ini selalu memperhatikan pemikiran Islam
dalam buku-buku, koran-koran, atau majalah-majalahnya, dan selalu sadar dalam
mencernanya serta tidak disibukkan oleh satu masalah sehingga melupakan masalah
yang lain.

J. PEMAHAMAN DA’WAH DAN PRAKTIKNYA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sampaikanlah pengajaran dariku,
meskipun hanya satu ayat.”
Imam Ali berkata, “Dunia tidak akan sepi dari orang-orang yang membela Allah Azza
Wajalla dengan argumennya.”
Sudah selayaknya bagi kaum Muslimin untuk mempelajari seluruh praktik da’wah
kepada Allah Azza Wajalla yang ada di depannya, kemudian mempelajari semua
pendapat-pendapat yang ada; dari metode para ulama, metode yang dilakukan oleh
pakar-pakar sufi, metode jam’iyyat khairriyyah (LSM), metode partai-partai Islam,
metode berbagai organisasi yang ada, sampai pendapat-pendapat yang dilontarkan
dalam kajian-kajian bidang da’wah, dan lainnya.
Individu Muslim hendaknya mempelajari pemikiran gerakan Islam yang asli, metode
pelaksanaannya, dan pembentukannya serta langkah-langkahnya untuk melawan
kemurtadan dan kekafiran dalam seluruh levelnya. Beberapa kajian yang sebaiknya
ditelaah:
 Minhajul-Inqilabil-Islami, karangan al-Maududi.
 Ma’alim fith-Thariq, karangan Sayyid Quthb.
 Waaqi’ul-Muslimiin wa Sabiilun-Nuhudh Bihim, karya al-Maududi.
 Rasaa’il al-Ustadz asy Syahid Hasan Al Banna yang berisi: “al-Muktamar al
Khamis”, “Risaalatut-Ta’lim”, “Bain al-Amsi wal Yaum”, “ar-Rasaa’il ats-
Tasalaasah”, dan “Da’watuna fi Thaurin Jadiid”. Kemudian semua rasa’il al Ustadz
Hasan Al Banna dan catatan-catatannya. Lebih dikhususkan lagi bagian akhir
dari risalah tersebut.
 Silsilah Rasa’il, bagian usrah: “Adabul Usrah wal-Katibah”, “Nizhamul-Usrah”,
“Nasyatuhu wa Ahdaafuhu”, “Nahwa Jailin Muslim”.
 Musykilaatud-Da’wah wad-Da’iyah, karangan Fathi Yakan.
 Tadzkiratud-Du’aat, karangan al-Bahiy al-Khuli.
 Nahwa Hukmin Islaami, karangan Muhammad Ali ad-Dhanawiy.
 Al Ikhwaanul Muslimuun, Fi Harbil-Falisthiin.
 Al Muqawamatus-Sirriyyah fi Qanaatis-Swiss.
Langkah pertama yang harus dimiliki oleh umat Islam dalam mempersatukan dan
merekatkan hati umat, adalah menyamakan persepsi tentang langkah-langkah
utama dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Berikut ini beberapa buku karangan kami tentang Fiqhud-Da’awah. Juga buku
mengenai membina dan mengaktifkan amal Islami, yaitu
 Jundullah: Tsaqafatan wa Akhlaqan.
 Min Ajli Khutwah Ilal-Amam ‘Ala Thariqil-jihadil-Mubarak.
 Al-Madkhal Ila Da’watil-Ikhwanil-Muslimin.
 Jaulaat fil-Fiqhain al-Kabiir wal-Akbar wa Ushuuluha.
 Fi Afaaqit-Ta’liim.
 Duruusun fil-Amalil-Islami al-Mu’ashir.
 Jundullah Takhtiihan.
 Hazihi Tajribatii wa Hadzihi Syahadatii.
 Fushuulun fil-Imrah wal-Amiir.

K. CATATAN DAN SARAN
“Jika kalian melihat seseorang sering mendatangi masjid (untuk shalat), maka
persaksikanlah tentang kelurusan imannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Darimi)
Kembali ke masjid, meramaikannya dengan ilmu atau zikir kepada Allah Azza Wajalla,
dan mengadakan pengajian untuk kaum Muslimin di masjid-masjid adalah awal dari
usaha menghidupkan Islam. Suatu masjid, bila diorganisasi dengan baik oleh
seorang ulama yang shaleh yang berjihad untuk membentuk sebuah kelompok, lalu
di dalam kelompok tersebut dibagi individu-individu yang ditugaskan mempelajari
suatu keilmuan Islam. Dan dibentuk halaqah-halaqah kajian. Jika para aktivis
tersebut menguasai materi yang dipelajarinya, para pengajar mengganti dengan
materi yang lain. Apabila telah selesai mengkaji pada suatu periode, diteruskan pada
periode selanjutnya. Demikianlah individu Muslim berpindah dari satu halaqah ke halaqah yang lain, dari satu marhalah ke marhalah yang lain, sehingga sempurnalah wacana keilmuan Islamnya. Setelah itu, jika seorang aktivis telah menguasai apa yang dipelajarinya, kepadanya dibebankan mengajarkannya di masjid tersebut atau di masjid yang lain. Kami menganjurkan agar diadakan beberapa halaqah berikut ini, di masjid-masjid pada suatu tempat. Yaitu, Halaqah kajian ushuluts-tsalasah, halaqah pengajian Al Qur’an, halaqah pengajian hadith, halaqah kajian ushul fiqh, halaqah kajian aqaid, halaqah kajian fiqh, halaqah kajian dasar-dasar akhlak, halaqah kajian bahasa arab, halaqah kajian mengetahui konspirasi terhadap Islam, halaqah kajian sejarah Islam, halaqah kajian dunia Islam dan kekiniannya, halaqah kajian Islam kontemporer, halaqah fiqh da’wah. Setiap halaqah harus ada penanggung jawabnya yang mempunyai spesialisasi dalam kajian tersebut. Mempelajari ilmu-ilmu tersebut tidak bisa dengan otodidak atau mengkaji sendiri, melainkan harus dilaksanakan di masjid karena lebih banyak berkahnya dan dapat bersatu dengan ikhwan lainnya.

Jumat, 12 Juni 2009

Proposal Nikah
KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !! (By : 4121X13)

Latar Belakang
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).
Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga��, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.
Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di� majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.
Dasar Pemikiran
Dari Al Qur��an dan Al Hadits :
�"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
�Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu�� (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.�Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah� (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.�Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.�Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.�Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya��la dan Thabrani).
Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Tujuan Pernikahan
Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)
Kesiapan Pribadi
Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ��Man Jadda Wa Jadda�� (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
Termasuk� tathhir (mensucikan diri).
Secara materi, Insya Allah siap. ��Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya��� (Qs. At Thalaq (65) : 7)
Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari� manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Memperbaiki Niat :
Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.
Niat Ketika Memilih Pendamping
Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).
"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).
Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).
Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ��Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan
Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).
Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.
Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),
Meraih Pernikahan Ruhani
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS� PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)
Penutup
"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"
==================================== Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu� tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."====================================
Maraji / Referensi :
Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.