Sabtu, 13 Juni 2009

MUQADDIMAH
Jundullah adalah orang-orang yang telah mengkhidmatkan dirinya pada jalan Allah
dengan membawa nilai-nilai Rabbani dan menyeru manusia kepadanya. Mereka
adalah orang-orang yang memberikan loyalitas (wala’) hanya kepada Allah, Rasul,
dan orang-orang yang beriman.
Dalam memperjuangkan dan menyeru manusia pada nilai-nilai Rabbani, seorang
Jundullah harus memiliki bekal. Mana mungkin ia dapat mengajak manusia kepada
kebenaran, sedangkan ia tidak mengetahui bekal apa yang harus dibawa. Yang
disoroti adalah tentang intelektualitas dan akhlak seorang Jundullah, suatu aspek
yang sangat penting dan mendasar.
Uraian kajian di bawah ini sangat komprehensif sehingga dengannya seseorang siap
menjadi Jundullah; golongan yang akan dimenangkan Allah dalam medan kehidupan.
Kata Hizbullah disebut dalam Al Qur’an sebanyak dua kali. Pertama di surah Al
Mujaadilah dan yang kedua di surah Al Maaidah.
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudarasaudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam-Nya. Allah
ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-
Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah
itulah golongan yang beruntung.” (QS Al Mujaadilah:22)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang Mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa
mengambil Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya,
maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al Maidah:
54-56)
Dengan demikian, Hizbullah memiliki arah, yang cirinya adalah sebagai berikut:
1. Membebaskan diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Secara praktikal
dengan tidak memberikan ketaatan kepada mereka, dan secara batin dengan tidak
menyimpan kecintaan kepada mereka.
2. Memberikan wala’ kepada kaum Mu’minin dalam bentuk praktikal dan
menumbuhkan kecintaan dalam hati. Kaum Mu’minin yang berhak diberikan wala’ ini
adalah mereka yang telah melengkapi syarat keimanan, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat.
Sasaran-Sasaran Utama Hizbullah:
 Membentuk kepribadian manusia secara Islami
 Mendirikan negara Islam di setiap daerah
 Menyatukan umat Islam
 Menghidupkan kembali kekhalifahan
 Mendirikan negara Islam internasional

INTELEKTUALITAS SERDADU ISLAM RABBANI (JUNDULLAH TSAQAFATAN)
A. ILMU USHULUTS-TSALASAH (Ilmu tentang Keimanan)
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang pada zahirnya membahas tiga pengetahuan
dasar Islam, yaitu pengetahuan tentang Allah Azza Wajalla, pengetahuan tentang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pengetahuan tentang Islam. Inilah metodologi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik para sahabat sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Umar r.a.
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, aku menyaksikan bahwa
kaum Muslimin kala itu lebih mengutamakan mempelajari masalah keimanan
sebelum mempelajari Al Qur’an. Ketika diwahyukan surah-surah Al Qur’an kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dari surah-surah itu kami mempelajari
hukum halal-haram dan perkara-perkara yang harus kami renungkan dari surahsurah
Al Qur’an itu. Namun, kebelakangan saya mendapati orang-orang lebih mengutamakan Al Qur’an sebelum mempelajari masalah keimanan. Lalu tatkala
orang-orang itu membaca seluruh surah dalam Al Qur’an; dari Al Fatihah sampai An
Naas, kala itu mereka tidak mampu memahami mana yang merupakan perintah Al
Qur’an dan mana yang merupakan larangannya. Serta mana pula ayat-ayat yang
semestinya mereka renungkan dan mereka jabarkan, seperti layaknya mereka
menghampar buah kurma yang jelek.”

B. AL KITAB DAN ULUMUL QUR’AN
1. Ilmu Nasikh Mansukh
Dalam Islam, terdapat hukum-hukum yang sifatnya gradual, dan selang beberapa
waktu hukum tesebut barulah stabil.
2. Ilmu Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Quran) dan Amkinah Nuzul
(ilmu tentang tempat di mana suatu ayat diturunkan)
Buku rujukan ilmu bidang ini:
 Nasikh Mansukh, Ibnu Hazm
 Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul, Imam Suyuthi
3. Ilmu Gharibil Qur’an (ilmu yang membahas hal-hal yang aneh di dalam Al Qur’an)
4. Ilmu Rasm Utsmani (ilmu yang mempelajari teori penulisan Utsmani yang
digunakan para sahabat untuk menulis mushhaf Al Qur’an)
5. Ilmu Tafsir Al Qur’an
Berkaitan dengan Kitabullah, setiap insan Muslim dihimbau:
 Pertama, insan Muslim harus membaca Al Qur’an secara berterusan
 Kedua, dia harus menghafal sebagian Kitabullah (Al Qur’an)
 Ketiga, seorang inividu Muslim harus terbiasa merujuk kepada perkataan para
mufassir.
Contoh buku tafsir:
 Tafsir yang ringkas adalah kitab tafsir al-Jalalain
 Tafsir mazhabi adalah tafsir Ai Au’ud dalam mazhab Imam Abu Hanifah
 Kitab tafsir yang ma’tsur adalah kitab tafsir karya Ibnu Katsir
 Kitab tafsir modern adalah tafsir Fi Zhilaalil Qur’an karya Sayyid Quthb
Memahami Kitabullah dapat tercapai bila kita mempelajari:
 Bahasa Arab
 As Sunnah
 Sirah Nabawiyah
 Ulumul Qur’an
Batas khatam Al Qur’an satu kali dalam sebulan. Atau kalau tidak mampu, satu kali
dalam empat puluh hari.

C. AS SUNNAH
As Sunnah adalah semua perkara yang dinukil dari perkataan, perbuatan, dan
keputusan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di bawah ini adalah struktur pembagian
hadith Nabi.
 Pertama, hadith shahih. Yaitu hadith yang memiliki sanad dan sanadnya ini
terus bersambung melalui perawi yang adil dan baik hafalannya. Hadith ini tidak
aneh dan cacat.
 Kedua, hadith hasan. Hadith ini dibagi 2, yaitu:
 Hadith yang sanadnya tidak luput dari perawi yang tidak jelas identitas
pribadinya dan diriwayatkan melalui sanad hadith yang berbeda.
 Hadith yang para perawi berasal dari golongan orang-orang yang terkenal
jujur, dan dapat dipercaya, namun dari segi hafalan dan kecermatan, hadith
hasan tidak sampai dengan perawi hadith sahih.
 Ketiga, hadith dhaif. Yaitu hadith yang tidak memiliki kriteria hadith shahih
serta hadith hasan sebagaimana yang tadi disebutkan.
 Keempat, hadith maudhu’. Adalah hadith yang dibuat-buat serta dinisbatkan
oleh pembohong dan pemalsu hadith.
Kitab yang sebaiknya dibaca oleh Jundullah:
 Kitab al Arba’in an-Nawawiyyah
 Al-Azhar karya Imam Nawawi
 Riyadhush-Shalihin
 Kitab Hidayatul Bari fi Tajridi Shahih Bukhari

D. ILMU USHUL FIQH
Adalah ilmu yang merupakan barometer bagi ilmu fiqh dan asal muasalnya dan
berfungsi mengatur seseorang dan melindunginya dari kekeliruan mengistinbat
hukum.
 Buku-buku ushul fiqh kontemporer adalah:
 Buku Ushul Fiqh karya Syekh Abu Zahura
 Buku-buku Ushul Fiqh Modern adalah:
 Buku Karya Khudhari Bek
 Buku Karya Adib Shaleh
 Buku-buku klasik di bidang ushul fiqh adalah:
 Kitab ar Risalah karya Imam Syafi’i
 Kitab Al-Mustahfa karya Imam Al Ghazali
 Kitab al Manhul karya imam Al Ghazali

E. ILMU-ILMU YANG SIFATNYA TEORITIS DAN PRAKTIS: ILMU AQAID, ILMU
AKHLAK DAN ILMU FIQH
1. Ilmu Aqaid (Aqidah)
2. Ilmu Akhlak
3. Ilmu Fiqh

F. SEJARAH UMAT ISLAM DAN KEKINIANNYA
Membaca sejarah merupakan faktor urgen dalam pembentukan pribadi Muslim. Juga
dalam menumbuhkan perasan memilki terhadap eksistensi umat. Untuk mengetahui
segi-segi ini, disarankan untuk membaca:
 Kitab Tahzib Sirah Ibnu Hisyam atau Nurul Yaqin
 Hayatus Shahabah ‘Kehidupan Para Sahabat’
 Ad-Da’wah ilal Islam (Arnold)
 Maadza Khasiral-‘Aalam bin-Hitaathil-Muslimin. Buku ini mengajak kita untuk
menganalisis sejarah kontemporer dan masa lalu.
 Min Rawaa’i Hadhaaratina, karya Dr. Musthafa as Siba’i. Buku ini membuka
cakrawala pengetahuan kita tentang sejauh mana kecermelangan sejarah kita
yang agung.
 Taqwim al-‘Alam al Islaami. Buku ini membahas tersebarnya kaum Muslimin di
dunia dan situasi dunia Islam.

G. DISIPLIN ILMU BAHASA ARAB
Bahasa Arab adalah ilmu yang sangat penting bagi kita; untuk dapat membaca,
memahami, menulis dan berbicara. Yang pada akhirnya, akan mengekalkan agama
Islam karena seorang individu Muslim harus berda’wah. Permasalahan yang pertama
kali muncul adalah matinya bahasa Arab fush-hah (bahasa arab asli), disertai
dengan tumbuh berkembangnya bahasa amiyah (dialek local) yang mencapai
ratusan macam dialeknya. Agar kita memiliki pengetahuan bahasa Arab yang baik, ada beberapa bahan bacaan yang harus dikuasai, yakni sbb:
 Membaca kitab tentang khattul-Arabi’ ‘kaligrafi Arab’
 Membaca kitab tentang imla (cara penulisan kata-kata dalam bahasa Arab)
 Membaca kitab tentang nahwu dan sharaf
 Membaca kitab tentang ilmu balaghah
 Membaca kitab tentang ilmu ‘arudh
 Mengkaji kamus-kamus bahasa Arab yang kuno
 Mengkaji sastra Arab dan sejarahnya

H. BEBERAPA TANTANGAN DAN KONSPIRASI
Mengetahui musuh-musuh, memperhitungkan langkah-langkahnya dan
memantaunya, kemudian mengentaskannya adalah suatu kewajiban bagi kita:
1. Freemansonry, Rotary-Lions Club
2. Peranan agen-agen Amerika (CIA), Inggris, Prancis dan Rusia (KGB)
3. Partai-partai yang berdiri atas dasar orientasi mereka yang bermacam-macam,
yang bersifat kapitalis, demokratis, komunis, sosialis, atau nasionalis.
4. Sekolah-sekolah yang mengacu pada organisasi-organisasi asing, baik itu
missionaris maupun sekularis.
5. Peranan publikasi yang mengikut pada organisasi seperti ini, juga koran-koran
dan majalah-majalah yang mempropagandakan misi mereka.
6. Propaganda penghalalan dan kekacauan yang dilakukan oleh para penulis dan
pengarang kisah atau skenario film dan televisi.
7. Propaganda yang berorientasi ide-ide kafir, baik itu yang terdapat pada sekolahsekolah asing maupun yang berada pada sekolah setempat yang terpengaruh oleh pemikiran kafir dan orang kafir. Buku berikut ini diharapkan dapat menolong dalam memecahkan problem Muslim kontemporer dalam menghadapi tantangan zaman:
 Nahwa al-Mujtama’il-Islami, karya as Syahid Sayyid Quthb.
 Al-Islam wa Muskilaatul-Hadharah, karya asy-Syahid Sayyid Quthb.
 Nahnu wal-Hadharah al-Gharbiyyah, karya Abul A’la al-Maududi.
 Harakaat wa Madzaahib, karya Fathi Yakan.
 Ats-Tsaqafatul-Islaamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.

I. KAJIAN ISLAM KONTEMPORER
Kajian modern ini merupakan bekal bagi individu Muslim modern dalam memasuki
kancah pergulatan pemikiran kontemporer. Perpustakaan Islam menjadi penuh
dengan buku-buku yang berindikasikan pemikiran ini dan kita selalu membutuhkan
kreativitas mereka sebagai tambahan. Berikut gambaran dari sebagian buku-buku yang harus dibaca oleh seorang individu Muslim:
 Mabadiul-Islam, karya Abul A’la al-Maududi.
 Khashaisut-Tashawwur al-Islaami, karya Sayyid Quthb.
 Hadzad-Dien, karya Sayyid Quthb.
 Al-Mustaqbal li Hadzad-Din, karya Sayyid Quthb.

Buku-buku berikut memberi gambaran tentang Islam secara umum.Keistimewaannya, ciri-cirinya serta kebutuhan manusia akan Islam:
 Ar-Risalatul-Muhammadiyah, karya Sulaiman an-Nadawi.
 Al-Hadharatul-Islaamiyah, Ususuha wa Mabadiuha, karya Abul A’la al
Maududi.
 Al-Arkanul-Arba’ah, karya Abul Hasan an-Nadawi.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang rukun-rukun Islam:
 Isytirakiyatul-Islam wa Nazharaat fi Isytirakiyyat al-Islam, karya Dr.
Mushthafa as-Siba’I dan al Hamid.
 Malakiyatul-Ardhi fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
 Al-‘Adaalatul-Ijtima’iyah fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
 Ususul-Iqtishadil-Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
 Ar Riba, karya Abul A’la al-Maududi.
 At-Takaaful al Ijtima’I fil-Islam, karya Abdullah Ulwani.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem ekonomi
Islam:
 Al Mar’ah bainal-Fiqh wa Qanun, karya Dr. Musthafa as-Siba’i.
 Al Hijab, karya Abdul A’la al-Maududi.
 Tafsir Surah An-Nuur, karya Abul A’la al Maududi.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem tatanan
sosial dalam Islam:
 As-Silmu wal Harb, karya Dr. Musthafa-as Siba’i.
 Al Jihad, karya Abul A’la al-Maududi.
 Nazhariyatul-Islam wa Hadhuyu fid-Dustuur wal-Qanun dan Nahwa Dustur
Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
 Risalatul Jihad, karya asy-Syahid Hasan al-Banna.
 Buku Manhajut-Tarbiyah al-Islamiyah karya Muhammad Quthb akan memberikan
gambaran kepada kita tentang sistem politik dan militer.
 Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang metode pendidikan
Islam:
 Syubuhat Haulal-Islam, karya Muhammad Quthb.
 Jahiliyatul-Qarnil-‘Isyriin, karya Muhammad Quthb.
 Ats-Tsaqafatul-Islamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.
Hendaknya seorang individu Muslim saat ini selalu memperhatikan pemikiran Islam
dalam buku-buku, koran-koran, atau majalah-majalahnya, dan selalu sadar dalam
mencernanya serta tidak disibukkan oleh satu masalah sehingga melupakan masalah
yang lain.

J. PEMAHAMAN DA’WAH DAN PRAKTIKNYA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sampaikanlah pengajaran dariku,
meskipun hanya satu ayat.”
Imam Ali berkata, “Dunia tidak akan sepi dari orang-orang yang membela Allah Azza
Wajalla dengan argumennya.”
Sudah selayaknya bagi kaum Muslimin untuk mempelajari seluruh praktik da’wah
kepada Allah Azza Wajalla yang ada di depannya, kemudian mempelajari semua
pendapat-pendapat yang ada; dari metode para ulama, metode yang dilakukan oleh
pakar-pakar sufi, metode jam’iyyat khairriyyah (LSM), metode partai-partai Islam,
metode berbagai organisasi yang ada, sampai pendapat-pendapat yang dilontarkan
dalam kajian-kajian bidang da’wah, dan lainnya.
Individu Muslim hendaknya mempelajari pemikiran gerakan Islam yang asli, metode
pelaksanaannya, dan pembentukannya serta langkah-langkahnya untuk melawan
kemurtadan dan kekafiran dalam seluruh levelnya. Beberapa kajian yang sebaiknya
ditelaah:
 Minhajul-Inqilabil-Islami, karangan al-Maududi.
 Ma’alim fith-Thariq, karangan Sayyid Quthb.
 Waaqi’ul-Muslimiin wa Sabiilun-Nuhudh Bihim, karya al-Maududi.
 Rasaa’il al-Ustadz asy Syahid Hasan Al Banna yang berisi: “al-Muktamar al
Khamis”, “Risaalatut-Ta’lim”, “Bain al-Amsi wal Yaum”, “ar-Rasaa’il ats-
Tasalaasah”, dan “Da’watuna fi Thaurin Jadiid”. Kemudian semua rasa’il al Ustadz
Hasan Al Banna dan catatan-catatannya. Lebih dikhususkan lagi bagian akhir
dari risalah tersebut.
 Silsilah Rasa’il, bagian usrah: “Adabul Usrah wal-Katibah”, “Nizhamul-Usrah”,
“Nasyatuhu wa Ahdaafuhu”, “Nahwa Jailin Muslim”.
 Musykilaatud-Da’wah wad-Da’iyah, karangan Fathi Yakan.
 Tadzkiratud-Du’aat, karangan al-Bahiy al-Khuli.
 Nahwa Hukmin Islaami, karangan Muhammad Ali ad-Dhanawiy.
 Al Ikhwaanul Muslimuun, Fi Harbil-Falisthiin.
 Al Muqawamatus-Sirriyyah fi Qanaatis-Swiss.
Langkah pertama yang harus dimiliki oleh umat Islam dalam mempersatukan dan
merekatkan hati umat, adalah menyamakan persepsi tentang langkah-langkah
utama dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Berikut ini beberapa buku karangan kami tentang Fiqhud-Da’awah. Juga buku
mengenai membina dan mengaktifkan amal Islami, yaitu
 Jundullah: Tsaqafatan wa Akhlaqan.
 Min Ajli Khutwah Ilal-Amam ‘Ala Thariqil-jihadil-Mubarak.
 Al-Madkhal Ila Da’watil-Ikhwanil-Muslimin.
 Jaulaat fil-Fiqhain al-Kabiir wal-Akbar wa Ushuuluha.
 Fi Afaaqit-Ta’liim.
 Duruusun fil-Amalil-Islami al-Mu’ashir.
 Jundullah Takhtiihan.
 Hazihi Tajribatii wa Hadzihi Syahadatii.
 Fushuulun fil-Imrah wal-Amiir.

K. CATATAN DAN SARAN
“Jika kalian melihat seseorang sering mendatangi masjid (untuk shalat), maka
persaksikanlah tentang kelurusan imannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Darimi)
Kembali ke masjid, meramaikannya dengan ilmu atau zikir kepada Allah Azza Wajalla,
dan mengadakan pengajian untuk kaum Muslimin di masjid-masjid adalah awal dari
usaha menghidupkan Islam. Suatu masjid, bila diorganisasi dengan baik oleh
seorang ulama yang shaleh yang berjihad untuk membentuk sebuah kelompok, lalu
di dalam kelompok tersebut dibagi individu-individu yang ditugaskan mempelajari
suatu keilmuan Islam. Dan dibentuk halaqah-halaqah kajian. Jika para aktivis
tersebut menguasai materi yang dipelajarinya, para pengajar mengganti dengan
materi yang lain. Apabila telah selesai mengkaji pada suatu periode, diteruskan pada
periode selanjutnya. Demikianlah individu Muslim berpindah dari satu halaqah ke halaqah yang lain, dari satu marhalah ke marhalah yang lain, sehingga sempurnalah wacana keilmuan Islamnya. Setelah itu, jika seorang aktivis telah menguasai apa yang dipelajarinya, kepadanya dibebankan mengajarkannya di masjid tersebut atau di masjid yang lain. Kami menganjurkan agar diadakan beberapa halaqah berikut ini, di masjid-masjid pada suatu tempat. Yaitu, Halaqah kajian ushuluts-tsalasah, halaqah pengajian Al Qur’an, halaqah pengajian hadith, halaqah kajian ushul fiqh, halaqah kajian aqaid, halaqah kajian fiqh, halaqah kajian dasar-dasar akhlak, halaqah kajian bahasa arab, halaqah kajian mengetahui konspirasi terhadap Islam, halaqah kajian sejarah Islam, halaqah kajian dunia Islam dan kekiniannya, halaqah kajian Islam kontemporer, halaqah fiqh da’wah. Setiap halaqah harus ada penanggung jawabnya yang mempunyai spesialisasi dalam kajian tersebut. Mempelajari ilmu-ilmu tersebut tidak bisa dengan otodidak atau mengkaji sendiri, melainkan harus dilaksanakan di masjid karena lebih banyak berkahnya dan dapat bersatu dengan ikhwan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar