Kamis, 16 Juli 2009

FIQH DAKWAH JUM'AH AMIN ABDUL AZIZ

Definisi Dakwah
Apabila kita katakana”dakwah islamiah”, maka yang kita maksudkan adalah “risalah yang terkahir yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan didalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan kalamNya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis didalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad, dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai Ibadah.
Definisi dakwah : tinjauan bahasa dan istilah :
1. An-nida artinya memanggil
2. ad-du’a ila syar’I artinya menyeru
3. ad-da’wat ila qadhiyat artinya menegaskan atau membelanya, baik terhadap yang hak maupun yang bathil.
Dakwah yang kita maksudkan
Dakwah yang kita inginkan dan yang wajib bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya adalah dakwah yang bertujuan untuk beorientasi pada :
1. membangun masyarakat islam, sebagaimana para rasul Allah, yang memulai dakwahnya dikalangan masyarakat jahiliyah.Mereka mengajak manusia untuk memeluk agama Allah, menyampaikan wahyu-Nya kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik.
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat islam yang terkena musibah. Seperti penyimpangan dan berbagai kemungkaran, serta pengabaian masyarakat tersebut terhadap segala kewajiban.
3. Memelihara kelangsungan dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang pada kebenaran, melalui pengajaran secara terus-menurus, pengingatan, penyucian jiwa dan pendidikan.
KEWAJIBAN YANG SYAR’I
Dakwah merupakan kewajiban syar’I, berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :
Firman Allah SWT,
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh pada yang makhruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah adalah orang-orang yang beruntung. (Ali imran : 104)
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.(Al-Baqarah :159-60)
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.( al-Maidah :63)
KEUTAMAAN DAKWAH
Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk memperjuangkan agama ini, maka dengan ijin Allah, umat akan berhasil mencapai kejayaan, keagungan, dan kepemimpinan.Hal itu hanya bisa didapatkan dengan keikhlasan, kekuatan, keteladanan dan kecerdasan mereka.Dengan semua itu, Allah mengangkat panji kebenaran dan mewujudkan kebaikan, sehingga umat ini menjadi umat terbaik, yang senantiasa memerintahkan kebajikan, mencegah kemungkaran dan yang beriman kepada Allah.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (fushilat :33)
KARAKTER DAKWAH KITA
Dakwah islam memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain, yaitu :
Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah
Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau tawazun
Ijabiyah, artinya positif dalam memandang ala, manusia, dan kehidupan
Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakuan individu dan masyarakat
Akhlaqiyah, Artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana maupun tujuannya
Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya
‘Alamiyah, bersifat mendunia
Syuriyah, berpijak diatas prinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya
Jihadiyah, artinya terus menerangi siapa saja yang beranimenghalang-halangi islam, dan mencegahtersebarnyadakwah
Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan akidah.
Inilah dakwah dengan berbagai karakternya yang membedakan dirinya dari dakwah-dakwahlainnya.
Dengan demikian, seorang dai harus mengetahui dan memahami metodologi dakwah, agar umat merasa puas dan yakin dengan dakwah kita seperti :
1. Penyampaian yang baik
2. Keindahan uslub
3. Targhib (member rangsangan) dalam kebenaran
4. Mempergunakan kebijaksanaan dan nasihat yang baik
5. bantahan dengan cara yang lebih baik
6. mempertinbangkan situasi dan kondisi
7. penggunaan sarana publikasi dan informasi yang paling modern
Oleh sebab itu, adalah sebuah keharusan bagi seorang dai untuk mengetahui apa yang ia katakan dan bersikap bijaksana terhadap apa yang ia dakwahkan.
Imam Al-‘aini berkata, “hikmah adalah ilmu yang mendalam dan meyakinkan.Mngajarnya adalah kesempurnaan ilmu dan memutuskan suatu permasalahan dengannya adalah kesempurnaan amal”.
MENGIKUT BUKAN MEMBUAT YANG BARU
Dalam berdakwah, kita selalu meneladani Rasulullah, sebagai pembawa rahmat dan hidayah. Kita ingin mengekuarkan manusia dari berbagai kegelapan menuju cahaya iman atas ijin Rabbnya, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesesatan menuju petunjuk, dari kebathilan yang gelap gulita menuju kebenaran yang terang benderang, dari maksiat menuju taat, dan jalan hidup yang berbeda-beda menuju jalan Allah yang satu dan lurus.
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAKWAH
inilah dakwah kita dengan nilai-nilainya yang luhur dan pemahamannya yang asli serta risalahnya yang abadi. Ia membutuhkan seorang dai yang sanggup memukul dengan penuh amanah berbagai masalah yang harus direalisir, agar dakwah ini sukses dan manusia pu n mau menerimanya, serta sampai pada tujuannya yang mulia. Diantara factor-faktor pendukung keberhasilan dakwah adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman yang mendalam
2. Keimanan yang kuat
3. Kecintaan yang kukuh
4. kesadaran yang sempurna
5. kerja yang kotinu
Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu, seorang muslim harus bersedia menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak memiliki apa-apa.Dia menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi untuk keberhasilan akhirat.
SARANA DAKWAH DAN REALISASI TARGET
Dengan pemahaman yang benar terhadap dakwah, kita berupaya melaksanakan pemahaman ini agar terjelma dalam kehidupan yang nyata, dan prinsip-prinsip yang dilaksanakan dapat direalisasikan dan dirasakan pengaruhnyaoleh manusia.hal ini dilakukan melalui upaya untuk merealisasikan target-target berikut ini :
Ishlah An-nafs (perbaikan jiwa), sehingga menjadi muslim yang kuat fisiknya,bersih akidahnya, benar ibadahnya, selalu berjihad melawan hawa nafsunya, memperhatikan waktunya, teratur kehidupannya, dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan demikian, anggota masyarakat akan terkondisikan untuk senantiasa berhubungan dengan Allah dan bermakrifat padaNya, sehingga terciptalah makna ubudiyah kepada Allah.
Membina rumah tangga islami dapat membawa keluarganya menghormati fikrohnya, memelihara adab islam dalam kehidupannya, memilih istri dengan baik, memenuhi hak dan kewajiban masing-masing, mendidik anak dan pembantunya untuk memahami prinsip-prinsip islam, agar keluarga tersebut menjadi miniature teladan bagi masyarakatyang kita cita-citakan.
Irsyad al mujtama’ ( member pengarahan kepada masyarakat)
Berdakwah kepada pemerintah untuk menerapkan syariat Allah dengan segala metode yang bijaksana dan akhlak yang islami.Ia menjadi tuntutan rakyat banyak yang diprakarsai oleh kelompok dan golongan, sehingga terwujudlah pemerintahan yang melaksanakan islam secara benar.Dengan demikian, dia melaksanakan tugasnya selaku pelayan umat, diberi upah oleh umat dan bekerja untuk kemaslahatan mereka dan yakin dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban islam serta tidak berbangga diri dengan kemaksiatan.
Berdakwah untuk mewujudkan persatuan islam, dimulai dengan mengadakan kerjasama dengan Negara-negara islam dan mengadakan konsolidasi antara mereka untik mendakwahi rakyat dan pemerintahannya guna menerapkan islam dan memendang islam sebagai dakwah global.Hal itu dilaksanakan dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, sehingga kita bisa mengembalikan khilafah yang hilang dan persatuan yang dicita-citakan.
KEPRIBADIAN ISLAM YANG TELAH HILANG
Tidak diragukan lagi bahwa yang hilang dari kaum mukmin adalah kepribadian muslim dan akhlak mereka, yaitu kepribadian ya g pernah dibina dan dibentuk oleh Rasulullah dan telah ditentukan kriterianya oleh Al-qur’an alkarim, yang diserukan melalui ayat-ayatnya.Harapa setiap dai adalah mengembalikan jati diri seorang muslim yang kini telah hilang.
BUIH HARI INI DAN TOKOH MASA LALU
Rasulullah telah menjelaskan tentang cirri-ciri bermental buih yang berlindung dalam naungan islam dewasa ini. Yaitu pribadi yang cinta dunia dan takut mati, pribadi yang mencintai dunia dan sangat terikat dengannya, serta tertipu dengan keindahannya. Sehingga berkubang untuk mencintai syahwat berupa wanita, anak-anak, harta yang melimpah ruah dari emas dan perak, kendaraan mewah, binatang ternak dan sawah ladang. Pribadi semacam ini tidak suka terhadap kematian, karena ia ingin memakmurkan dunianya dan menghancurkan akhiratnya. ia benci jika berpindah dari kemakmuran menuju kehancuran yang senantiasa menunggu dirinya.
PILAR-PILAR DAKWAH KAMI
Orang-orang sekuler telah menertawakan kita ketika mereka mempunyai anggapan bahwa pilar-pilar kedaulatan kita ini tergambar dalam slogan “ Satu tanah air, Satu nusa, Satu bangsa,dan satu kepentingan yang sama”.
Pernah datang suatu masa ketika seorang muslim berjalan dari Andalusia ke afrika utara, mesir, syam, dan irak, bahkan kenegara jauh seperti cina dan india, tanpa ada perasaan takut dan terasing.Dimana saja ia berada pasti ada yang menyebut asma Allah.
SIFAT-SIFAT DA’I
Sifat da’I yaitu ia dapat mendakwahi keluarga dekatnya, dapat pula menasehati orang-orang yang dikenal dari umat islam. Ia menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan, bijaksanadalam dakwahnya, ihsan dalam menasehatinya, dan bermujahadah dengan cara yang lebih baik, maka dakwah bil haq itu lebih baik dan berpengaruh daripada dakwah bil maqal.
Wahai Da’I, bersikaplah lemah lembut kepada semua orang
Sesungguhnya termasuk keburukan seorang da’I terhadap dirinya sendiri adalah apabila ia memberatkan manusia, seakan dia melihat mereka dengan pengelihatan yang hina, atau dengan pandangan yang sombong, dan merasa paling tinggi.
Sifat santunnya mendahului ketidaktahuannya
Sesungguhnya sifat penyantunnya itu merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kerasulan Rasulullah..sifat penyantunnya mendahului ketidaktahuannya, dan ketidaktahuannya yang sangat itu tidak menambahinya kecuali semakin bersikap penyantunnya.
SIKAP DAI TERHADAP MASYARAKAT
Seorang dai tidak boleh larut mengikuti langkah mereka,tidak juga larut dalam tradisi dan kebiasaan mereka yang bertentangan dengan syariat islam, kaidah-kaidah,hokum-hukum, dan adab-adabnya.Para dai tidak boleh terhina oleh kemauan mereka, hanya karena ingin menarik mereka kedalam dakwah.terkadang hanya karena tujuan itu saja seorang dai tidak hanya mengubah sebagian norma dan tradisi islam saja, bahkan sampai mengubah prinsip akidah bahkan system islam.
SYARAT-SYARAT UNTUK MELAWAN KEMUNGKARAN
1. Pastikan yang kita hadapi adalah benar-benar kemungkaran
2. Hendaknya kemungkaran yang tampak bukan suatu kesalahan yang dicari-cari
3. Hendaknya kemungkaran itu diketahui tanpa ijtihad
Allahu’alam bis shawab
APA KABAR DAKWAH KAMPUS???

“Hari ini kita merasa bahwa dakwah kampus kita ada pada titik nadir terendah sepanjang catatan dan sejarah dakwah kampus yang kita pelajari dan ketahui. Maka, jika ingin mencapai puncak dan mengejar ketertinggalan yang kita rasakan, kita harus berlari bukan merangkak dan tertatih. Karena, setiap tetesan darah, peluh dan kelemahan yang kita rasakan adalah sumber kekuatan sesungguhnya dari Allah SWT. Saudaraku… kemenangan kita dalah janji Allah yang tidak akan diingkari-Nya, tapi cepat atau lambat datangnya kemenangan itu tergantung usaha kita.

Diawal merintis gerakan dakwah kampus, tentunya ada banyak tantangan yang dihadapi. Dan ini, dapat kita rasakan dan dengar dari pemaparan dan diskusi-diskusi kita dengan para pelopor yang telah membangun fondasi gerakan dakwah kampus, baik melalui tulisan-tulisan mereka maupun secara langsung yang mereka paparkan dalam berbagai seminar, talk show dan berbagai event-event kegiatan yang kita lakukan.
Semangat bergerak dalam merintis dakwah kampus, yang dibarengi kekuatan do’a yang senantiasa dipanjatkan pada setiap sholat-sholat mereka, bahkan ditengah malam ketika terbangun dari lelapnya tidur, dakwah kampus bangkit dengan harapan Indonesia akan makmur dan sejahtera dibawah naungan Islam sebagai fondasi dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kebangkitan ini ditandai dengan menjamurnya aktifitas-aktifitas dakwah di kampus, mulai dari negeri sampai kampus swasta, dari universitas sampai sekolah tinggi dan akademi. Bahkan, gegap gempita gerakan dakwah kampus semakin semarak dan memperlihatkan eksistensinya sesudah reformasi tahun 1998 yang merubah sistem dan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri tercinta ini, yang juga digagas oleh para aktifis dakwah kampus.
Sepuluh tahun lebih sejak ditandainya kebangkitan besar eksistensi dakwah kampus di negeri ini, ada banyak catatan kemajuan dan kemunduran gerakan dakwah kampus. Dalam konteks mengevaluasi, penulis merekam beberapa kemunduran yang terjadi. Tentunya tidak bermaksud untuk melemahkan, tetapi tetap pada semangat untuk menjadikannya sebagai pelajaran yang berarti untuk kemajuan dakwah kampus kedepannya.
Yang pertama, melemahnya pemahaman para aktifis dakwah kampus terhadap bagaimana mengelola dan menggerakkan dakwah kampus, serta marhalah-marhalah (tahapan) dakwah yang dihadapi pada setiap fase gerakan. Indikasinya terlihat dari menurunnya semangat para aktifis dakwah kampus dalam melakukan rekruitmen kader. Hal ini tampak jelas pada kegiatan-kegiatan rekruitmen yang hanya diikuti oleh beberapa orang saja. Evaluasi selalu dan senantiasa dilakukan, tapi catatan penting dari evaluasi tersebut lebih sering dilupakan dan dibiarkan.
Yang kedua, rapuhnya pemahaman para aktifis dakwah kampus terhadap dakwah kampus itu sendiri menurut hemat penulis karena rendahnya kualitas baca dan diskusi. Dalam berbagai kesempatan penulis mengunjungi beberapa kampus dan mengamati aktifitas para aktifis dakwah kampusnya, dan sepanjang pengamatan penulis aktifitas para aktifis dakwah kampus sangat kering dari nilai-nilai dakwah kampus. Membaca Al-qur’an, Shaum Nafilah, Membaca Buku, Diskusi Alot tentang Ke-Islam-an dan Ke-Ilmu-an bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan dan didahagakan oleh para aktifis dakwah kampus.
Yang ketiga, dakwah kampus memiliki nilai-nilai luhur dan tinggi yang terkandung didalamnya. Dan setiap orang yang mendengar kata “dakwah kampus” yang terbersit dalam fikirannya adalah dunia dan akhirat. Dengan kata lain, bahwa siapa saja yang bergelut dan terjun di dunia dakwah kampus adalah pribadi yang bisa menyeimbangkan pola hubungannya dengan Rabb dan hubungannya dengan makhluk. Namun, kenyataannya aktifis dakwah kampus hari ini sangat renggang hubungannya dengan Rabb dan mesra dengan makhluk. Inilah barangkali yang menjadikan dakwah kampus akhir-akhir ini sangat kering dan gersang dari nilai-nilai yang dikandungnya.
Realitas ini sangat mengkhawatirkan dan harusnya memang menjadi kegelisahan kita bersama. Dan yang lebih penting lagi ini tidak boleh berlanjut, apalagi pada saat dimana negeri kita tercinta, Indonesia, akan kembali mencatatkan lembar sejarahnya di 2009 atau ytahun-tahu lainnya nanti. Kita tentunya tidak ingin menjadi noda dalam lembaran putih sejarah dakwah kampus, oleh karenanya, kita harus segera berbenah dan pesan sederhana yang penulis sampaikan diawal tulisan ini mungkin harus kita renungkan dan pahami bersama : “…Maka, jika ingin mencapai puncak dan mengejar ketertinggalan yang kita rasakan, kita harus berlari bukan merangkak dan tertatih
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
(QS. Ash-Shaff : 10-11)
Perjalanan dakwah memang sangat panjang. Bahkan lebih panjang dari umur pendakwahnya. Perjalanan itu dimulai jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Allah telah mengutus Nabi Adam as. Sebagai manusia pertama penyampai risalah dakwah dan dakwah itu akan berakhir hingga hari kiamat tiba. Dakwah adalah menyeru dan mengajak manusia manusia untuk kembali kefitrahnya yakni menyembah dan mengabdi kepada Allah Swt, menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Setiap pembawa risalah membawa amanah dakwah yang sama yakni untuk menegakkan kalimah ”LA ILAHAILLAALLAH” (QS. Al-Anbiya’ : 25).
Mengingat panjangnya perjalanan dakwah yang harus di tempuh oleh kader dakwah, maka sangat pantas jika Allah mengharapkan orang-orang yang mampu melanjutkan risalah dakwah tersebut. Oleh karena itu, telah hadir sederetan nama-nama yang telah dipahatkan dengan tinta emas dalam lembaran-lembaran suci para mujahid-mujahid Allah, mulai dari masa ketika Nabi Adam di utus untuk menyampaikan risalah dakwah, sampai hadirnya Rosulullah saw sebagai penutup para nabi yang terdahulu dan bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia. Setelah rosul wafat maka amanah dakwah itu dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar as Shidiq, lalu Umar, Utsman , Ali dan selanjutnya masih banyak lagi nama-nama yang telah terukir dengan tinta emas sebagai mujahid dakwah, yang akhirnya amanah dakwah itu sampai kepada kita untuk mengembannya.
Dan akhirnya amanah dakwah itu sampai pada generasi kita! Generasi dakwah kampus. Kampus adalah salah satu tempat dimana sebuah fase kehidupan seorang manusia berjalan, pintu gerbang menuju dunia yang sesungguhnya, dimana banyak pemikiran yang menawarkan segala kelebihan dan kekurangannya dalam menghadapi kehidupan, seolah menutup kebenaran islam yang tak perlu dipungkiri lagi. Sedangkan mahasiswa sebagai salah satu bagian dari civitas akademika merupakan aset terbesar untuk perubahan bangsa ini, yakni sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan cadangan sumber daya manusia.
Karena begitu besarnya peran seorang mahasiswa atau pada umumnya adalah pemuda, maka pada setiap zaman pemuda selalu menjadi incaran berbagai ideologi dan pergerakan. Di tangan para pemudalah maju mundurnya kehidupan ini. Tentunya masih segar dalam ingatan kita karena selalu diulas dan diingatkan, betapa dulu Mahasiswa yang tidak lain adalah seorang pemuda mampu menggulingkan rezim Orde Baru yang notabene begitu menakutkan dan mengerikan bagi organisasi-oraganisasi islam yang tumbuh semasa itu. Bung Karmo juga pernah mengatakan pada salah satu pidatonya yang berisi :”Beri aku 10 pemuda maka aku akan kuasai dunia”. Bung karno saja hanya membutuhkan 10 orang pemuda untuk menguasai dunia, betapa besarnya potensi seorang pemuda bagi yang mampu mengolah dan memanfaatkannya dengan baik. Demikian juga dalam dakwah. Tanggung jawab besar untuk memikul beban dakwah terletak pada tangan para pemudanya.
Kampus merupakan ladang dakwah yang tidak boleh diremehkan dengan strategi dakwah seadanya. Mengingat kekhasan kampus, maka dibutuhkan manajemen dan strategi-strategi untuk mengelola dakwah di lingkungan kampus agar tercipta lingkungan kampus yang islami.
Dakwah kampus adalah dakwah yang dilakukan secara umum dengan aktivitas terbuka dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah kampus yang telah bergulir lebih dari 20 tahun kini memasuki sebuah era baru dalam pergerakannya. Perubahan-perubahan terjadi di kampus, seperti perubahan struktur social, perubahan pola dakwah, heterogenitas mahasiswa, dan tuntutan-tuntutan pasca kampus yang semakin menantang membuat para kader dakwah perlu merumuskan pola dakwah yang terbaik di kampusnya masing-masing.
Di dalam perjalanan sejarah, seorang aktivis dakwah kampus (ADK) atau mahasiswa yang menjadi aktivis dakwah di kampus, memiliki peran yang terkait dengan peran dasar mahasiswa, yakni agen of change, iron stock dan control social. ADK, sebagaimana mahasiswa pada umumnya, merupakan unsur yang penting dalam upaya melakukan perubahan. Bedanya, ADK akan menjadi pelaku atau subjek perubahan dengan dakwah sebagai panglimanya. Perubahan ini mencakup berbagai aspek, dari aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, sampai pada ideologi.
ADK sebagai iront stock (cadangan SDM) bermakna seluruh potensi yang dimiliki oleh sorang ADK akan lebih berguna sebagai aset SDM dalam komponen dakwah dimasa yang akan dating. Istilah ‘cadangan’ yang berarti ADK adalah kekuatan masa depan , yakni pasca-kampus, masa dimana lulusan dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta akan mengisi ruang-ruang dan posis-posisi dalam masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan ADK sebagai control sosial adalah peran dimana seorang mahasiswa bias menjadi katalisator/ mempercepat terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat.
Peran ADK sebagai mahasiswa sangat terkait dengan trilogy dakwah kampus. Kita mengenal dalam dakwah kampus ada tiga ranah, yakni ranah dakwiyah, siyasiyah dan ilmiyyah. Ranah dakwiyyah atau syiar merupakan bagian pertama dan utama, yang menjadi perintis dalam dakwah kampus ranah ini identik dengan kajian keislaman, taklim, dauroh, dan tentunya payung yang bernama lembaga dakwah kampus (LDK). Ranah kedua adalah siyasi yakni social kemasyarakatan. Yang termasuk disini adalah amal islami dalam bentuk bakti social, aktif di organisasi mahasiswa. Terakhir adalah ranah ilmiyyah yakni akademis dan skill keterampilan. Sehingga dari ranah-ranah yang ada memang dibutuhkan mahasiswa yang mampu memainkan peran-peran yang ada disana. Dan tentunya itu tidak mudah. Perlu perdebatan yang panjang dan alot untuk bisa merumuskan pola yang terbaik untuk membentuk ADK tawazun.
Idealnya, setiap bagian tersebut mampu kita seimbangkan . Namun jika ada bagian yang lebih mendominasi laju gerak dakwah kita maka harapannya bagian-bagian yang lain tidak kita tinggalkan sama sekali. Karena pada dasarnya, semua bagian tersebut saling berkaitan dan akan membentuk seorang ADK yang mampu memunculkan pesona pribadinya yang seimbang, atau biasa dikenal dengan ADK tawazun. ADK tawazun merupakan ADK yang menjadi rujukan dalam hal wawasan yang luas mengenai keislaman yang dibuktikan dengan menjadi mentor atau tutor bagi adik-adik tingkatnya, hafal minimal 1-2 juz, cakap sebagai khotib dan penceramah dalam ta’lim atau kajian. Dalam waktu yang sama, ADK tawazun juga mempunyai wawasan yang luas mengenai dunia di luar kampus, ia tidak gagap kalau ditanya mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan social politik yang terjadi di masyarakat dan Negaranya, dia juga mempunyai kecakapan dalam berorganisasi, berperan aktif dalam lembaga kemahasiswaan dan sosisl serta politik kampus. Dia juga mampu memainkan peran dalam keterlibatannya di bidang akademis, ia mempunyai kompetensi yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, sesuai dengan bidang ilmu yang sedang ditekuninya. Ia juga mampu untuk menulis, memiliki IPK diatas rata-rata dan track record akademis seperti karya tulis, penelitian dan seminar. Demikianlah profil sesosok ADK yang tawazun, harapannya kita semua akan segera menjemput gelar itu.
Dalam dakwah kampus, ada beberapa wadah dakwah yang dapat membantu ADK untuk segera mendapatkan gelar tawazun, yakni lembaga dakwah kampus (LDK) misalnya Bimbingan Rohani Islam, Forum Studi Islam, dan Rohani Islam, lini ini menunjang dalam penyebarlusasan dakwah. Lembaga Kemahasiswaan (LK) untuk menunjang siyasah ADK seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan UKM Penerbitan. Sedangkan himpunan mahasiswa (HIMA) di jurusan, UKM Penelitian, karya ilmiah dan English Club merupakan contoh lembaga yang dapat menunjang bidang akademis.
Dari beberapa ranah yang ada biasanya ADK lebih memilih untuk berada dalam salah satu wilayah ini, apakah ia aktif di BEM, di LDK atau di UKM Penelitian. Seorang kader akan bisa produktif jika diberi amanah sesuai dengan potensinya. Akan tetapi, kita harus membuka paradigma kita, walau kita diamanahkan di suatu wilayah dakwah tertentu, kita harus senantiasa siap untuk diposisikan dan membantu wilayah lain jika wilayah lain tersebut membutuhkan bantuan.
Sebagai contoh, seorang ADK yang aktif di LDK perlu juga mengetahui terkait dakwah di kemahasiswaan. Begitu pula aktivis di kemahasiswaan, perlu memahami tentang bagaimana dakwah di lembaga dakwah kampus. Seorang yang aktif di UKM Penelitian , juga perlu tanggap terhadap isu social politik yang sedang berkembang di kalangan mahasiswa. Seorang aktivis yang sering demonstrasi diharapkan pula memiliki basis akademik yang kuat. Seorang alumni LDK pernah berkata bahwa ,” Mahasiswa itu IP-nya harus diatas 3. Bagaimana mau merubah bangsa, kalau merubah IP diri sendiri saja masih terseok-seok”. Benar sekali apa yang disampaikan oleh beliau, sudah selayaknya seorang aktivis dakwah harus mampu menjadi yang terbaik dalam segala bidang.
Demikianlah, beberapa uraian mengenai peran-peran seorang ADK dalam dakwah kampus. Masih ada banyak peran yang perlu diseimbangkan. Masih ada banyak masalah yang perlu diselesaikan bersama. Masih butuh banyak tenaga untuk keberlangsungan dakwah ini kedepan. Masih ada kesempatan untuk orang-orang yang mencoba untuk menjadi saleh dan mampu melejitkan potensinya dengan mengemban amanah dakwah. Masih cukup banyak pelayanan yang harus kita berikan pada masyarakat kampus. Oleh karena itu, masih banyak hal-hal dan strategi-strategi yang harus dipersiapkan dan dimiliki oleh setiap ADK untuk terjun dalam peran-peran terbaik yang telah dipersiapkan untuknya.
Wallahu’alam bish showab.

Selasa, 14 Juli 2009

Judul Asli : MEMBUMIKAN IKHWANUL MUSLIMIN
Penulis :M. Aga Sekamdo
Tebal : 144 halaman
Ukuran : 12X19,5 cm
Harga Jual : Rp.17.010,-
Penerbit : Era Intermedia
Buku ini membahas tentang salah satu gerakan islam yang lahir disebuah Negara kawasan timur tengah, yaitu mesir.Gerkan ini sangat ingin dimusnahkan oleh pemerintahan mesir karena sesuatu alas an tertentu, tetapi anehnya gerakan ini sangat terkenal hampir di 70 negara lebih dan mempunyai cabang yang menganut sistem dan prinsip dari gerakan ini yaitu IKHWANUL MUSLIMIN. Ikhwanul muslimin lebih dikenal atau disebut dengan nama Ikhwan. Ikhwan lahir di kota Ismailia, Mesir pada tahun 1928 M, ia didirikan oleh Hasan Al-Banna sorang mahasiswa yang baru berusia 22 tahun, bersama 6 orang lainnya, yaitu: Hafidz Abdul Hamid, Ahmad Al-Hashari, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz, dan Zaki Al-Maghribi. Ada sesuatu hal yang sangat mengesankan bahwa gerakan ini banyak diikuti oleh organisasi-organisasi islam di negara-negara lain, ia diadopsi dan di pakai oleh sangat banyak tokoh dan organisasi islam lain. Ia muncul sebagai gerakan, dimanapun ia muncul maka akan ada pergerakan massa yang sangat teratur dengan berbagai variasi bentuknya. Ikhwan memiliki maksud dan tujuan diantaranya adalah “membentuk generasi baru yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran islam yang benar, dimana generasi tersebut akan bekerja untuk membentuk bangunan umat ini dengan Sbibghah Islamiyah dalam semua aspek kehidupannya”.tetapi anehnya banyak sekali oknum-oknum yang ingin menghancurkan ikhwan, dari penjelekan karakter ikhwan sampai penangkapan-penangkapan para aktivisnya.Dalam buku ini dikaji tentang hal-hal yang menyebabkan ikhwan menginternasional yaitu Tarbiyah, Konsep kemampuan menerima perbedaan (Fiqh Ikhtilaf), Konsep Sistem. Dan juga membahas tentang perkembangan ikhwan di mesir dan pekembangan di luar mesir.Kemudian dibahas pula tentang peran ikhwanul muslimin di mesir dan di luar mesir, bagaimana ikhwan menghadapi segala macam tribulasi tekanan-tekanan dari internal maupun eksternal, tetapi yang paling unik adalah tetap eksisnya gerakan ini sampai ini terhadap masalah yang banyak di hadapi. Sungguh karena pertolongan allah saja yang tetap menguatkan dan menyelamatkan gerakan islam ini. Bersamaan dengan itu, Ikhwan telah berhasil membuktikan bahwa gerakan dakwah yang diperjuangkannya bukan hanya milik sekelompok umat Islam di wilayah tertentu, namun milik semua umat di mana pun berada. Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi bahkan menyebutkan bahwa gerakan Ikhwan kini telah tersebar di lebih dari 70 negara di usianya yang telah memasuki 7 dasa warsa. Bagaimana dan dengan dukungan sistem seperti apa gerakan Ikhwan ini bisa membumi dan diterima semua kalangan, baik sebagai sebuah institusi maupun sebagai sebuah nilai? Buku ini secara simpel namun cukup memadai menjelaskannya kepada Anda, para pembaca. selamat mengkaji.